YOGYAKARTA – Banyak sekali rekomendasi untuk menjaga kesehatan mental, salah satunya dengan menjalani pola hidup sehat. Lebih spesifik lagi, kesehatan ternyata berkaitan erat dengan kebahagiaan. Ada empat penjelasan mengenai kaitan keduanya tersebut.
Melansir ulasan Thomas Rutlegde, Ph.D., profesor di Departemen Psikiatri University of California San Diego, tidak ada tujuan pasti dalam kehidupan, selain mendapatkan kebahagiaan. Mungkin ada keragaman cara dari sekian banyak rekomendsi untuk mendapatkan kebahagiaan. Seperti dari filsuf Yunani seperti Aristoteles, teks-teks kitab suci, hingga buku-buku self-help, secara tersirat maupun tersurat bahwa kebahagiaan adalah tujuan yang tidak pernah berhenti dikejar dan kita selalu menginginkannya.
Karena keseragaman visi, artinya ada hal kunci yang menyatukan cara dalam mendapatkan kebahagiaan. Kuncinya adalah kualitas kesehatan fisik.
1. Kesehatan fisik mengatur bagaimana perasaan kita
Kesehatan fisik memengaruhi energi, vitalitas, motivasi, dan ketahanan. Sementara sedikit yang membantah bahwa adalah mungkin untuk mengalami kebahagiaan meskipun mengalami sakit. Artinya, dengan kesehatan fisik orang akan menikmati aspek hidupnya tanpa merasakan hal sulit, seperti melawan penyakit.
2. Kesehatan fisik menentukan batasan apa yang dapat dilakukan
Perasaan bahagia bisa naik turun. Perasaan ini berubah seiring waktu sejalan dengan peristiwa yang dialami. Misalnya peristiwa kecil, seperti perubahan cuaca yang mengganggu rencana Anda untuk bepergian, juga bisa mengubah perasaan dari bahagia menjadi sedikit kecewa. Ini menunjukkan bahwa kesehatan fisik yang drop juga bisa memengaruhi kemampuan untuk bergerak mengatasi situasi yang terjadi.
3. Kesehatan indikator kebahagiaan
Sebuah penelitian menunjukkan hanya 2,7 orang dewasa Amerika yang saat ini dalam kondisi sehat secara fisik. Indikatornya diperiksa melalui pemindaian sinar-X energi ganda. Mereka tidak merokok, olahraga secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan mempertahankan tingkat lemak tubuh yang direkomendasikan. Sejak tahun 1990-an, berdasarkan data dari The World Happiness Report mencatat tingkat kebahagiaan menurun. Secara langsung dua variabel di atas menunjuk bahwa kesehatan juga bisa menjadi indikator kebahagiaan.
BACA JUGA:
4. Kesehatan fisik mengatur kesejahteraan emosional
Penelitian tentang metabolisme dan ilmu saraf bertautan dengan perilaku, menunjukkan bahwa kesehatan fisik mengatur kesejahteraan emosional. Dalam tabel laporan penelitian dilansir Psychology Today, Minggu, 18 September, kebiasan gaya hidup dan biologi yang mendasarinya membentuk hubungan simbiosis. Hubungan simbiosis tersebut merupakan dasar dari kesehatan fisik dan mental. Ruthledge menyimpulkan, kesehatan fisik dan mental merupakan dua sisi mata uang. Perilaku dan proses fisiologis merupakan komponen tak terpisahkan dari siklus berulang sepanjang umur.
Sejak jauh hari, kebahagiaan diketahui sebagai permainan batin. Ketika sains mengulik pengetahuan tentang tubuh manusia, dan menghubungkan antara pikiran, tubuh, dan jiwa maka perlu dipahami bahwa kebiasaan sehat dapat meningkatkan potensi kebahagiaan.