JAKARTA - Kebahagiaan merupakan fondasi kehidupan. Setinggi apapun pencapaian anak, tak akan lengkap rasanya jika anak tak merasa bahagia. Ternyata parameter kebahagiaan bukan hanya sehat secara fisik dan anak aktif ceria dalam berkegiatan saja. Menurut Myers dan Diener, melansir Orami, Rabu, 14 September, kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat saja. Lebih dari itu, kebahagiaan seorang anak adalah rasa nyaman, aman, dan dapat diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.
Dan tentu saja, orang tua punya andil besar dalam menjadikan anak tumbuh bahagia. Lantas, apa saja yang bisa orang tua lakukan agar anak bisa bahagia?
Jadi orang tua yang bahagia
Anda dan pasangan perlu berkomitmen untuk berbahagia terlebih dulu. Pasalnya, orang tua yang bahagia cenderung memiliki anak-anak yang bahagia. Sementara, anak-anak dari orang tua yang depresi dapat menderita depresi dua kali lipat.
Orang tua bertanggung jawab menjadi orang tua yang bahagia, lalu menunjukkan, serta menularkan gaya hidup yang bahagia tersebut kepada anak dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu caranya dengan melakukan hal yang menyenangkan dan sering tertawa bersama anak.
Perlihatkan cinta
Amy Bohnert, psikolog dan peneliti perkembangan anak dari Loyola University Chicago, Illinois, AS, mengutip Parenting, mengungkapkan terdapat banyak cara dan tentunya berbeda-beda, dalam seni mengurus anak. Tak ada formula tepat yang bisa disamakan kepada setiap anak, namun hal paling mendasar adalah orang tua yang menunjukkan cinta yang hangat kepada anak-anaknya, akan membuat rasa bahagia, nyaman dan aman bagi si kecil. Misalnya, Anda selalu memilih menggunakan kata-kata positif setiap hari ketika berinteraksi dengan anak.
BACA JUGA:
Menanamkan optimisme
Memiliki sifat optimistis berkaitan dengan hidup yang bahagia. Demikian ujar Christine Carter PH.D., salah satu penulis buku Raising Happiness: 10 Simple Steps for More Joyful Kids and Happier Parents. Kenalkan dan ajarkan anak untuk selalu optimistis serta mengajarkan anak melihat sisi baik dari tiap pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, saat tidak bisa bersepeda karena di luar sedang hujan. Sisi baiknya, Anda dan si kecil jadi bisa menghabiskan waktu di dalam rumah. Misalnya, dengan belajar membuat kue kering bersama.
Ajarkan kecerdasan emosi
Kenalkan anak mengenai macam-macam emosi, serta cara mengendalikannya. Dengan demikian, anak belajar mengenal emosi yang sedang ia alami, serta penyebabnya. Kenalkan juga emosi lain, seperti senang maupun marah. Setelah mengenali emosi, ajarkan si kecil untuk bisa mengontrol emosi yang ia sedang alami. Misalnya, daripada marah dan merengek tanpa henti, ia mesti belajar bersabar untuk mendapatkan sesuatu yang sedang ia inginkan.