Bagikan:

YOGYAKARTA – Kecemburuan merupakan emosi yang kompleks dialami pria dan perempuan. Menurut studi yang dilakukan secara psikologis, pria cenderung cemburu pada perselingkuhan seksual. Sedangkan perempuan, cemburu pada perselingkuhan emosional.

Pada satu sisi, kecemburuan bisa bersifat membangun karena simbol cinta dan hasrat. Tetapi juga bisa merusak hubungan karena menyimbolkan stabilitas dan koneksi yang rapuh. Mengutip Psychology Today, Senin, 18 Juli, dalam Why Jealousy Is as Necessary as Love and Sex oleh David Buzz, baik pria maupun perempuan diprogram untuk cemburu sebagai solusi masalah reproduksi dan kelangsungan hidup. Dengan cemburu, pria menjaga pasangannya dari aktivitas seksual dengan saingan untuk tujuan kepemilikan keturunan. Perempuan, menjaga perhatian dan cinta pria dari saingan untuk memastikan perlindungan dan kelangsungan hidup.

Lantas kapan kecemburuan jadi toksik yang meracuni dan merusak hubungan?

cemburu yang merusak hubungan dengan pasangan
Ilustrasi cemburu yang merusak hubungan dengan pasangan (iStockphoto)

Kecemburuan bisa mengaduk-aduk emosi. Secara spesifik, karena cemburu seseorang menjadi lebih waspada, obsesif, dan bersikap posesif. Menurut psikolog Suzanne B. Phillips, Psy.D., ABPP., karena cemburu pasangan tidak hidup bebas dan sehat. Jika tidak memiliki kebebasan untuk memilih bersama Anda, misalnya, artinya pasangan akan seperti seorang tahanan. Ini juga tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan rasa cemburu semakin berpijar dan membakar landasan hubungan paling penting, rasa saling percaya.

Hubungan yang dibangun di atas rasa takut kehilangan, mungkin juga menomor-sekiankan rasa cinta. Efeknya, kebahagiaan yang nyata tak dirasakan setiap orang yang berpasangan.

Seperti koin dengan dua penampang. Kecemburuan juga bisa membangun ketika Anda dan pasangan lebih banyak berinteraksi dan saling terbuka. Nah, kecemburuan yang konstruktif ini didorong oleh koneksi dan kepercayaan diri. Saran Phillips, kurangi kecemburuan yang merusak dan bangun kecemburuan yang membangun. Salah satunya dengan mengembangkan kepercayaan dan memanfaatkan kekuatan sentuhan.

Kekuatan sentuhan menurut penelitian, bisa menenangkan, mengatur, dan mengurangi perasaan cemburu pada pasangan. Misalnya, dengan menggenggam tangan pasangan, memeluk, atau mengirimkan pesan berisi perhatian-perhatian kecil.