Bagikan:

YOGYAKARTA – Rasa cemburu datang tak menentu, bisa dipicu beberapa faktor. Salah satunya pasangan yang cemburu karena Anda berkomunikasi dengan mantan. Meskipun intensi dari komunikasi hanya sebatas pekerjaan atau pertemanan saja, tetapi wajar apabila pasangan Anda cemburu.

Rasa cemburu tidak selalu buruk, kata Nicholas Balaisis, Ph.D., RP., psikoterapis yang membuka praktik di Toronto, Kanada. Dilansir Psychology Today, Balaisis menerangkan bahwa kecemburuan seringkali dianggap buruk tetapi bisa jadi tanda perhatian dan faktor terjalinnya sebuah hubungan. Dengan adanya rasa cemburu, berarti pasangan tidak menganggap remeh hubungan. Justru tanpa adanya rasa cemburu bisa menjadi tanda ketidakpedulian atau bahkan tidak sensitif pada kerentanan.

Dalam beberapa kasus, kecemasan dan kecemburuan perlu diaktifkan. Karena dengan begitu setiap pasangan menjaga ikatan komitmen lebih erat. Artinya ketika pasangan Anda cemburu, jangan panik. Selidiki dan terima sebagai tanda bahwa hubungan yang terjalin berarti bagi setiap orang yang berpasangan. Tetapi ketika tak bisa menguasai emosi, ini bisa menjadi masalah.  

Penting bagi Anda untuk mengecek kembali riwayat hubungan yang dialami pasangan Anda. Pengalaman bagaimana yang membentuk kisah buruknya di masa lalu sehingga membuat rasa cemburu tak terkontrol. Karena hubungan masa lalu yang tidak aman bisa membentuk sikap masa sekarang. Jadi cobalah membingkai ulang peristiwa yang dialami. Cobalah berempati daripada memberi respons lebih emosional.

Selain itu, Balaisis juga menyarankan perlunya menegaskan batasan pada diri sendiri. Seperti kata pepatah, tak mungkin ada asap tanpa api. Artinya Anda perlu membuat batasan dalam berkomunikasi dengan mantan. Meskipun intensi hanya hal ringan tak berniat macam-macam. Saran Balaisis, seseorang perlu memperhatikan kapan dan bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Terbuka dan transparan dapat membantu mengurangi ledakan cemburu.