YOGYAKARTA – Iduladha atau sering dikenal dengan Lebaran Haji merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau 70 hari setelah Idulfitri. Pada hari tersebut, dilakukan penyembelihan kurban sehingga disebut juga dengan Idul Kurban. Lantas mengapa dilakukan penyembelihan kurban saat Iduladha dan asal-usulnya?
Berdasarkan asal kata, mengutip dari laman Kementerian Agama, Jumat, 8 Juli, Iduladha berasal dari kata idul dan adha. Kata idul berasal dari id dan yaudu yang artinya ‘ada’ dan ‘kembali’. Sedangkan kata adha merupakan kata jamak dari adhat yang berasal dari kata udhiyah, artinya kurban. Secara terminologis, Iduladha artinya kembali berkurban atau hari raya penyembelihan hewan kurban.
Sedangkan secara historis, penyembelihan hewan kurban saat Iduladha berasal dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Ketika itu, Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan mengutus untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
Kelahiran Nabi Ismail, sebenarnya telah ditunggu-tunggu oleh ayahnya. Tetapi karena Nabi Ibrahim beriman taat, maka menjalankan perintah Allah SWT. Sebagai putra, Nabi Ismail pun ikhlas dan meminta ayahnya melaksanakan perintah Allah SWT. Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Allah SWT mengganti Nabi Ismail dengan domba pada saat proses penyembelihan. Kemudian daging domba dibagikan kepada umat muslim lainnya.
Kisah tersebut tertulis dalam firman Al-Qur’an surat As Saffat ayat 102, berikut isinya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢
Artinya: “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?’. Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! InshaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar’.”
Penyembelihan hewan kurban bagi umat islam bersifat sunnah dan termasuk sebagai upaya dalam menyempurnakan ibadahnya. Menurut riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menyembelih hewan kurban sebelum salat (Iduladha) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri, dan barang siapa menyembelih kurban setelah salat (Iduladha) dan dua khutbahnya, sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya, dan ia telah menjalani aturan islam.”
Itulah asal-usulnya Iduladha sebagai hari penyembelihan kurban. Sedangkan disebut juga sebagai Lebaran Haji, karena bersamaan dengan umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah. Sehari sebelum merayakan Iduladha, atau tanggal 9 Dzulhijjah, Jemaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah.