Bagikan:

YOGYAKARTA – Vanilla, pada awal 1990-an diperkenalkan sebagai aroma parfum yang saat ini menjadi wewangian dominan. Sebagian rumah produksi parfum memiliki varian vanilla sebagai salah satu aromanya. Dilansir laman Social Issues Research Centre, Jumat, 24 Juni, wewangian berbasis vanilla memanggil kembali kenangan masa kecil yang menyenangkan berkaitan dengan kehangatan susu yang menenangkan.

Penelusuran lainnya mencatat kesesuaian aroma vanilla untuk ‘lebih lembut, lebih peduli’ dari tahun 1990-an. Sebaliknya, pada tahun 80-an, restoran melarang parfum vanilla karena membuat pelanggan tidak bisa menikmati makanan mereka.

Sebuah eksperimen menunjukkan bahwa kebanyakan dari manusia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan struktur ingatan dalam kata-kata. Tetapi berbeda ketika dihadirkan di depan indera penciuman aroma vanilla. Pada studi tersebut, subyek disuguhi rangsangan visual (benda), leksikal (nama benda), dan penciuman (bau suatu benda). Mereka diminta untuk menuliskan apa yang terlintas di kepala mereka.

aroma vanilla dapat menimbulkan suasana menenangan dan hangat
Ilustrasi aroma vanilla dapat menimbulkan suasana menenangkan dan hangat (iStockphoto)

Dari hasil tulisan partisipan yang mengikuti eksperimen, tanggapan terhadap rangsangan visual dan leksikal jauh lebih lama daripada mode penciuman. Tanggapan mereka terhadap bau lebih emotif dan semuanya mengacu pada ingatan. Tidak semua kenangan masa kecil menyenangkan, tetapi yang terkait dengan vanilla hampir selalu positif. Seperti suguhan, hadiah manis, liburan jajan es krim, dan kesenangan tanpa rasa bersalah.

Vanilla tidak hanya diasosiasikan dengan kehangatan, kepedulian, dan kelembutan. Tetapi juga memiliki konotasi kemurnian dan kesederhanaan. Aroma vanilla sendiri terbukti memberikan efek positif dan menguntungkan. Seperti studi yang dilakukan psikolog beserta peneliti medis, mereka menunjukkan tentang adanya reaksi positif terhadap aroma vanilla jauh sebelum pebuat parfum menyadari potensinya.

Penelitian medis juga menunjukkan bahwa aroma vanilla mengurangi stres dan kecemasan. Bahkan, riset pada pasien kanker yang menjalami Pencitraan Resonansi Magnetik, atau prosedur diagnostik yang diketahui menimbulkan stres, melaporkan penurunan kecemasan sebesar 63 persen ketika aroma vanilla diberikan selama prosedur.

Penelitian yang dilakukan di Universitas Tubingen, Jerman, menunjukkan bahwa aroma vanilla dapat mengurangi refleks terkejut pada manusia dan hewan. Efek positif di atas diperoleh ketika menghirup aroma vanilla murni, bukan parfum yang mengandung campuran aroma lain.

Mengutip Psychology Today, aroma vanilla sangat bagus untuk membua orang rileks sehingga bisa digunakan membantu orang tetap tenang selama tes. Mengenakan parfum vanilla untuk wawancara kerja dapat memberikan keuntungan yang menggerakkan pemakainya ke pekerjaan baru yang diinginkan.