Supaya Mampu Melindungi Diri Sendiri, Batasan Emosional Pada Anak Remaja Penting Diajarkan
Ilustrasi batasan emosional pada anak remaja (Pexels/Nicole Machalou)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Batasan emosional digambarkan tentang satu keterampilan yang perlu dimiliki. Kadang, seseorang yang tidak memiliki emotional boundaries sulit untuk menetapkan batasan nyaman. Mereka akhirnya bersikap dingin dan jarang berinteraksi dengan orang lain yang menghasilkan ungkapan ‘terima kasih’. Sebenarnya apa pentingnya memiliki batasan emosional bagi anak-anak pada usia belasan atau remaja?

Anak-anak remaja memiliki lingkungan sosial. Batasan emosional, dilansir Psychology Today, Kamis, 16 Juni, adalah batas yang dibuat untuk melindungi diri dari disakiti, dimanipulasi, dan dimanfaatkan orang lain. Batasan pada aspek emosional ini perihal harga diri yang membantu orang memahami siapa diri kita, apa yang kita pikirkan, dan bagaimana perasaan kita. Batas ini menciptakan ruang emosional yang dibutuhkan antara kita dan orang lain.

Batasan emosional yang sehat, terang Marilyn Price-Mitchell, Ph.D., penulis Tomorrow’s Change Makers, penting untuk menjalin hubungan sehat. Terangnya lebih lanjut, menetapkan batasan sehat berarti membantu menjaga integritas dan meningkatkan ketahanan. Cara penetapan batas salah satunya dengan mengkomunikasikan tidak hanya tentang benar dan salah, tetapi juga memahami batasan yang dimiliki.

batasan emosional dan contohnya
Ilustrasi batasan emosional pada anak remaja (iStockphoto)

Contoh batas emosional pada anak usia remaja, meliputi bagaimana membangun persahabatan, kepercayaan, menyatakan nilai-nilai pribadi yang diyakini, menghargai diri sendiri, dan mengkomunikasikan kebutuhan dan keinginan dengan jelas. Batasan emosional yang tidak sehat, contohnya, tidak mempercayai siapapun, melawan nilai pribadi untuk menyenangkan orang lain, memberi banyak hal demi disukai, dan merelakan orang lain mengarahkan hidup.

Menetapkan batasan emosional penting diajarkan pada remaja. Alasannya untuk mengubah hubungan menjadi lebih baik dengan orang-orang penting dalam hidup. Menetapkan batasan juga berkaitan dengan penerimaan pada diri dan lebih percaya diri.

Tips pertama dari Price-Mitchell untuk mengajarkan batasan emosional pada buah hati menjelang usia remajanya, dengan memberikan pemahaman konsep. Cara mudah untuk menggambarkan batasan ialah dengan garis properti bertulis ‘Dilarang masuk tanpa izin’. Tetapi karena emosi tak terlihat dan betapa sulitnya untuk menjelaskan, buat obrolan rutin dengan buah hati tentang bagaimana mereka berelasi dengan teman sebayanya. Tanyakan apa yang membuatnya nyaman dan sebaliknya ketika bersama teman-temannya.

Kedua, ajarkan bahwa menetapkan batasan emosional bukan tentang menyalahkan orang lain karena menyakiti. Tetapi tentang bagaimana menjelaskan apa yang dibutuhkan dari orang lain dan bagaimana orang lain memberikan respons. Banyak orang yang menanggapi orang lain tanpa memikirkan dampak dari tindakan mereka. Maka ajarkan cara bertanggung jawab atas emosi diri sendiri dan membangun kepercayaan serta rasa hormat dari orang lain.

Ketiga, identifikasi tindakan dan perilaku yang tidak dapat diterima. Langkah ini bisa dilakukan dengan duduk bersama buah hati untuk saling bertukar pikiran. Buat daftar tindakan dari seorang teman yang terkadang membuat merasa tak nyaman. Kemudian komunikasikan apa-apa saja yang membuat frustasi dan bagaimana mengambil tindakan secara tepat dari hal tersebut.

Keempat, mendorong tindakan anak-anak dalam menerapkan batasan. Langkah-langkah kecil cukup berarti untuk menetapkan batasan emosional dengan teman-teman mereka. Sederhananya, mengatakan ‘tidak’ jika mendapati perilaku yang tidak dapat diterima.

Itulah penjelasan mengenai pentingnya menerapkan batasan emosional dan caranya mengajarkan pada anak-anak remaja. Batasan emosional juga penting dimiliki setiap anggota keluarga. Tujuannya untuk membangun hubungan yang sehat.