Bagikan:

JAKARTA – Personal boundaries adalah batasan yang bersifat personal. Batasan ini penting dibangun untuk kesehatan mental dan hubungan yang sehat dengan orang lain.

Sebuah studi yang dilakukan tahun 2019 oleh tim peneliti dari Departement of Psychology, Johannes Gutenberg-Universitat Mainz, Meinz, Jerman menemukan bahwa batasan baik fisik maupun perasaan memengaruhi rasa nyaman.

Studi tersebut menggunakan jarak antara 40 – 250 sentimeter untuk menguji rasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang lain, baik itu orang terdekat maupun orang asing.

Interaksi dengan orang terdekat tidak menimbulkan rasa tidak nyaman ketika instruksi jarak paling pendek. Namun, ketika interaksi dengan orang asing akan merasa tidak nyaman pada jarak tertentu.

Kurt Lewin dalam konsep psikologis yang disimpulkan dari studi lapangan bahwa perilaku manusia dalam berelasi dalam lingkungannya terkait dengan pendekatan atau penghindaran yang diukur lewat vektor jarak. Vektor tersebut terikat pada persepsi individu untuk membentuk jarak berupa bidang atau ruang psikologis yang berbeda-beda.

Dilansir PsychCentral, Rabu, 8 September, membangun personal boundaries perlu dilakukan meski ini tidak mudah. Tujuannya untuk menyeimbangkan ranah personal dan eksternal atau di luar diri.

Untuk tetap nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain, terdapat 6 tipe batasan personal. Diantaranya adalah batasan fisik, batasan emosional, batasan waktu, batasan seksual, batasan intelektual, dan batasan finansial.

Batasan fisik

Batasan fisik termasuk kebutuhan personal berkaitan dengan bagaimana sentuhan yang nyaman, kebutuhan tubuh terkait makanan, minum, dan kapan butuh istirahat. Dalam aspek paling nyata, physical boundaries terbangun lewat kesepakatan atau consent.

Sentuhan atau jarak fisik antara pasangan dengan rekan kerja tentu berbeda. Kemudian, untuk kebutuhan fisik secara internal, seseorang membutuhkan asupan makanan yang sehat, terhidrasi cukup, serta istirahat cukup.

Batasan emosional

Batasan emosional adalah tentang menghargai dan menghormati perasaan serta energi. Membangun batas emosional artiya mengenali seberapa banyak energi emosional yang mampu Anda kelola. Termasuk kapan harus membaginya dan kapan untuk membatasinya.

Lebih jauh lagi, batasan emosional ialah tentang memvalidasi perasaan orang lain dan memastikan Anda menghormati kemampuan orang lain untuk menerima informasi emosional.

Batasan waktu

Karena waktu sangat berharga, penting seseorang untuk mengisinya dengan tepat. Menetapkan batas waktu sangat penting, termasuk bagaimana membagi waktu antara urusan di tempat kerja, rumah, dan sosial.

Memiliki batasan waktu berarti seseorang memahami prioritas, mana yang perlu diutamakan dan seberapa banyak menghabiskan waktu untuk mengisinya.

personal boundaries adalah
Ilustrasi batasan waktu (Pexels/KoolShooters)

Batasan seksual

Batasan seksual meliputi consent, rasa hormat, pemahaman tentang preferensi dan keinginan, serta privasi. Singkatnya, yang termasuk dalam consent antara lain membahas tentang kepuasan, permintaan menggunaan kondom, kontrasepsi, mengatakan tidak untuk hal-hal yang tidak Anda sukai atau menyakiti Anda, dan melindungi privasi orang lain.

Menurut terapis pernikahan dan keluarga, Elizabeth Earnshaw, LMFT., batasan ini penting untuk menghindari melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan.

Batasan intelektual

Lanjut Earnshaw, batasan intelektual mengacu pada pemikiran, ide, dan rasa ingin tahu Anda. Batasan intelektual yang sehat mencakup rasa hormat terhadap gagasan orang lain. Termasuk apa yang bisa dibagi serta yang tidak boleh dilanggar.

Batasan finansial atau material

Tipe personal boundaries yang terakhir adalah batasan material yang mengacu pada barang serta harta milik Anda seperti rumah, kendaraan, pakaian, perhiasan, perabotan, dan uang. Boundaries yang sehat terkait finansial dan material penting dimiliki untuk memahami apa yang dapat dan tidak dapat Anda bagikan.

Ditambah lagi, Anda perlu mengerti batasan bagaimana ingin diperlakukan oleh orang lain. Memiliki batasan material juga membantu mencegah kebencian agar diperlakukan secara sehat.