Dian Sastrowrdoyo Rilis Lagu Rambutku Mahkotaku, Ajak Perempuan Lebih Percaya Diri dengan Rambut
Dian Sastro (Foto: ist)

Bagikan:

JAKARTA - Dian Sastrowardoyo berkolaborasi dengan komposer musik Eka Gustiwana merilis lagu Rambutku Mahkotaku. Lagu ini berisi pesan positif untuk mengajak perempuan bangga dan tampil percaya diri dengan rambutnya.

“Senang bisa terlibat dalam karya ini karena isu-nya dekat dengan saya, di mana pernah dikomentari rambut lurus dianggap boring. Musik juga adalah medium yang kuat dan fun untuk menyampaikan pesan positif ini," kata Dian dikutip dari ANTARA, Kamis, 21 April.

Komposer Eka Gustiwana menyampaikan dia senang diberi kebebasan mengeksplorasi beberapa genre di setiap bagian lagu agar pesan tersampaikan dengan cara yang menarik.

"Saya memasukkan genre electro- disco dan nu-disco di bagian refrain, dengan harapan pesan kebebasan gaya rambut bisa tersampaikan dengan beat semangat. Di bagian verse, saya masukkan electro-pop yang memberikan ruang penyanyi untuk sampaikan uneg-uneg pengalaman ejekan rambut, namun tetap dengan nuansa yang positif,” ujarnya.

Perempuan inspiratif lain yang digandeng dalam kampanye ini adalah narablog wisata Marischka Prudence, aktris Poppy Sovia, naravlog kecantikan Agnez Oryza dan insinyur perkapalan Natya Bestari. Mereka punya cerita seputar rambut yang menginspirasi lagu tersebut.

Senior Brand Manager Dove Stella Tika Lestari mengatakan survei yang dilakukan Dove menyebutkan satu dari dua perempuan kerap mendapat komentar negatif pada rambutnya.

Selain itu, mereka kerap mendapatkan komentar negatif dan ejekan akan gaya atau penampilan rambutnya dari orang-orang terdekat yaitu keluarga atau sahabat. Pengalaman mendapatkan ejekan rambut ternyata berdampak pada kepercayaan diri perempuan, bahkan bisa menghambat potensi diri. Sebanyak 88% perempuan merasa kehidupan sosialnya terganggu oleh standar kecantikan rambut, selain itu 75 persen perempuan kehilangan rasa percaya diri dan 60 persen perempuan tidak merasa percaya diri untuk keluar rumah.

“Faktor budaya membuat masyarakat memiliki standar kecantikan tersendiri. Tak jarang hal ini diartikan sebagai tuntutan dan keharusan agar membuat perempuan merasa diterima di lingkungannya. Ketika perempuan tampil 'berbeda' termasuk gaya rambutnya dan merasa tidak diterima, akan berdampak pada kondisi psikologisnya. Ia akan merasa tidak percaya diri, bahkan mungkin merasa tidak berharga. Kondisi ini kemudian akan mengganggu kesehatan mental, menghambat potensi diri, dan membatasi pergaulan,” ujar psikolog klinis Indah Sundari J, M.Psi.