Bagikan:

JAKARTA – Kekerasan dalam pacaran merupakan pengalaman yang merugikan dan memengaruhi anak muda. Situasi ini dialami pula oleh eks vokalis Amigdala sekaligus penulis lirik lagu Kukira Kau Rumah, yang diadaptasi menjadi judul film yang sama.

Agar kejadian serupa tak terulang, Anda perlu mengetahui seluk-beluk fakta tentang kekerasan dalam pacaran yang terjadi di banyak negara di dunia. Ketahui pula langkah preventif untuk mencegah terjadinya situasi yang tidak hanya memengaruhi fisik korban tetapi juga mental.

Mengutip laman Centers For Disease Control and Prevention, Jumat, 11 Februari, kekerasan dalam pacaran dapat terjadi secara langsung, online, atau melalui teknologi. Jenis kekerasan dalam pacaran mencakup 4 tindakan berikut:

  1. Kekerasan fisik

Jenis kekerasan yang menyakiti fisik, terjadi ketika seseorang mencoba menyakiti kekasihnya dengan memukul, menendang, atau menggunakan jenis kekuatan fisik lainnya.

  1. Kekerasan seksual

Jenis yang kedua, kekerasan seksual adalah pemaksaan atau upaya memaksa pasangan untuk mengambil bagian dalam tindakan seks atau sentuhan seksual ketika psangan tidak memberikan consent atau persetujuan.

Kekerasan ini mencakup perilaku seksual non-fisik, seperti memposting atau membagikan gambar seksual pasangan tanpa persetujuan mereka atau mengirim pesan kepada seseorang tanpa persetujuan mereka.

kekerasan dalam pacaran
Ilustrasi fakta dan langkah preventif kekerasan dalam pacaran (iStockphoto)
  1. Agresi psikologis

Menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal dengan maksud menyakiti pasangan secara mental atau emosional disebut tindakan agresi psikologis. Termasuk tindakan untuk mengendalikan pasangan juga termasuk kekerasan dalam pacaran.

  1. Menguntit

Menuntit adalah pola perhatian dan kontak yang berulang tetapi tidak diinginkan oleh korban hingga menyebabkan ketakutan atau kekhawatiran akan keselamatan.

Keempat jenis kekerasan dalam pacaran di atas, besar dampaknya pada kesehatan, kesempatan, dan kesejahteraan seumur hidup. Hubungan jadi tidak sehat dan bisa mengoreskan luka trauma seumur hidup.

Kekerasan dapat dicegah, berikut langkah preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah kekerasan terjadi.

Sebarkan pengetahuan bagaimana pacaran yang sehat

Hubungan pacaran yang sehat dapat memotivasi setiap individu yang berpacaran menjadi lebih baik. Termasuk memberikan semangat dalam belajar atau mencapai cita-citanya di masa depan. Pacaran yang sehat juga mendukung kesehatan mental, baik berkaitan dengan relasi sosial maupun menghargai diri sendiri.

Dilansir Psychology Today, orang terdekat atau orang tua perlu mengajarkan putra-putrinya mengenai hubungan pacaran yang sehat. Pengetahuan tersebut meliputi cara mengungkapkan ketidaksetujuan, kesehatan seksual, menjadi model yang bisa dicontoh, dan berperilaku suportif sehingga menjadi support system yang positif.

Menjadi asertif

Asertif adalah kemampuan untuk menyatakan dengan jelas perasaan, pendapat, dan keinginan. Menjadi asertif atau membekali anak-anak dengan kemampuan asertif adalah salah satu cara mencegah terjadi kekerasan dalam pacaran. Perilaku asertif juga mempraktikkan ketegasan sejak dini untuk mempersiapkan menghadapi situasi sulit di masa depan.

Diskusikan tentang petingnya rasa hormat dalam hubungan

Menumbuhkan rasa hormat perlu dipupuk sejak belia. Ketika memasuki masa remaja, pastikan tahu tentang bagaimana cara menghormati orang lain. Topik ini meliputi banyak hal, termasuk cara bersikap, seksualitas, apa yang tidak boleh dilakukan, dan jadilah sumber informasi terpercaya bagi orang-orang terdekat.

Bicara tanpa rahasia

Hubungan yang kasar berujung pada rahasia. Ketika mengalami kekerasan dalam pacaran atau mengalami hal yang tidak benar, alih-alih membicarakannya, korban sering kali merahasiakannya. Maka jelaskan pada orang terdekat, jika mengalami kekerasan, ia harus membicarakannya tanpa rahasia. Menyembunyikan sesuatu itu tidak sehat, terlebih yang disembunyikan adalah pengalaman tidak menyenangkan.

Jika mengalami kekerasan dalam pacaran, hindari menangani situasinya sediri. Cari dukungan dari orang-orang terdekat dan keluar dari hubungan toksik. Memutus rantai kekerasan adalah cara untuk mencegahnya terjadi berulang.