JAKARTA – Banyak orang menganggap squirting adalah mitos. Tetapi faktanya, squrting juga dialami meski tidak setiap ejakulasi dan orgasme diikuti dengan squirting. Lantas apa yang menyebabkan dan mendorong squirting? Berikut penjelasannya.
Squirting mengacu pada cairan yang dikeluarkan vagina selama orgasme, dilansir WebMD, Senin, 10 Januari. Tetapi tidak semua wanita mengalami squirting ketika orgasme maupun ejakulasi. Squirting dikenal juga dengan pengeluaran urin yang cepat dari kandung kemih ketika mencapai puncak kenikmatan bercinta atau orgasme. Karena mengeluarkan cairan kesenangan, maka dikenal juga dengan ejakulasi pada wanita.
Squirting terkadang melibatkan sekresi dari kelenjar skene. Kelenjar tersebut disebut dengan ‘prostat’ wanita karena fungsinya mirip dengan protat pria. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara ejakulasi wanita dan inkontinensia saat berhubungan seks. Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari, atau dikenal juga dengan mengompol.
Jadi apa bedanya antara orgasme squirting, ejakulasi wanita, dan inkontinensia seksual?
Ketiganya melibatkan keluarnya cairan dari kandung kemih saat berhubungan seks. Squirting adalah pengeluaran urin selama orgasme, sedangkan ejakulasi wanita adalah pelepasan urin dan zat dari kelenjar skene. Inkontinensia seksual, atau disebut juga dengan inkontinensia coital, adalah ketika seseorang kehilangan kendali atas kandung kemihnya saat berhubungan seksual.
BACA JUGA:
Ejakulasi mungkin juga keluarnya cairan putih susu yang keluarnya tidak menyembur atau squirting. Nah, biasanya volume squirting lebih tinggi. Tetapi penelitian tidak menemukan penyebab pasti mengapa beberapa wanita mengalami squirting dan lainnya tidak. Keduanya normal, meskipun banyak sekali rekomendasi cara atau bahkan referensi yang dapat membuat orang mencapai orgasme disertai squirting.
Pada intinya, squirting bukan acuan wanita mengalami ejakulasi. Karena studi tidak menemukan penyebab pastinya, apa yang mendorongnya, dan mengapa bisa dialami. Yang pasti, orgasme dan ejakulasi membutuhkan kerjasama dengan pasangan untuk memberikan rangsangan pada titik tubuh yang sensitif dan responsif ketika bercinta.