Bagikan:

JAKARTA – Akulturasi adalah proses sosial ketika sebuah kelompok budaya bertemu dengan unsur budaya asing yang kemudian menegosiasikan nilai-nilai sehingga bisa diterima. Berdasarkan KBBI, pengertian akulturasi ialah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Secara asal kata, akulturasi berasal dari bahasa Latin acculturate yang berarti ‘tumbuh serta berkembang bersama’.

Secara antropologis, akulturasi dimaknai sebagai proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolah pengaruh itu.

Akulturasi juga terjadi pada linguistik ketika dua kelompok masyarakat bertemu dan memproses bahasa yang ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Akulturasi sesungguhnya menandai perubahan zaman dan cara setiap kelompok sosial untuk tetap bertahan menjunjung budayanya tanpa tertinggal dari kemutakhiran.

Pengertian akulturasi budaya

Menurut Koentjaraningrat, dikutip dari karya ilmiah Barong Landung: Akulturasi Budaya Bali dan Tionghoa yang ditulis tahun 2016 oleh A.A. Ayu Murniasih, akulturasi budaya ialah pengaruh atau masuknya unsur-unsur kebudayaan asing dalam kebudayaan suatu masyarakat sehingga menciptakan keragaman sekaligus inovasi untuk merespons kekurangan serta perkembangan zaman. Dampak dari akulturasi budaya paling riil adalah perubahan sosial yang meliputi aspek gaya hidup, ilmu pengetahuan, dan tata cara.

Proses akulturasi budaya

Interaksi yang intensif merupakan pendorong proses akulturasi. Proses akulturasi, dikutip dari e-modul Sosiologi Sekolah Menengah Atas yang diterbitkan oleh Kemendikbud tahun 2019, proses akulturasi bisa berjalan dengan cepat ataupun lambat. Ini tergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap unsur budaya asing yang masuk.

Apabila masuknya budaya asing melalui proses yang memaksa, akulturasi budaya memakan waktu relatif lama. Sedangkan apabila masuknya tanpa paksaan atau dengan cara damai, akulturasi berlangsung relatif cepat.

Dilihat dari prosesnya, terjadi berbagai bentuk-bentuk interaksi dalam akulturasi budaya yang mendorong perubahan sosial, antara lain sebagai berikut:

  • Interaksi sosial dalam dua kelompok masyarakat, antar individu, maupun sebagian masyarakat sehingga mengalami proses perubahan sosial yang lambat.
  • Interaksi antara pokok-pokok kehidupan dua budaya di mana mendorong perubahan sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Perubahan yang terjadi relatif cepat sebab menyangkut aspek mendasar dari kehidupan masyarakat.
  • Interaksi antar struktur sosial, ini tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat dan perubahan yang terjadi sangatlah kecil.
  • Interaksi antar lembaga yang berdampak pada sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
  • Interaksi antar pelaku perubahan, terjadi secara sengaja atau dikendaki maupun tidak direncanakan.
  • Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi diluar jangkauan, misalnya terjadi interaksi antara penguasa dan yang dikuasai sehingga menimbulkan akibat bagi masyarakat.
  • Akulturasi budaya juga mendorong perubahan struktural yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.

Contoh akulturasi budaya

Akulturasi budaya banyak sekali ditemukan di Indonesia, antara lain contohnya sebagai berikut:

  • Sendratari Ramayana
  • Batik Lasem
  • Bakso
  • Masjid Cheng Ho
  • Keroncong Stamboel