Bagikan:

YOGYAKARTA - Perubahan dan akulturasi kebudayaan menjadi fenomena yang biasa terjadi di era keterbukaan informasi seperti sekarang. Salah satu fenomena yang banyak terjadi karena masuknya suatu budaya baru adalah cultural lag. Meski sudah terjadi di masyarakat kita, namun belum banyak yang mengenal cultural lag dan penyebabnya. 

Cultural lag terjadi ketika suatu ada budaya baru yang masuk ke dalam suatu masyarakat atau komunitas tertentu. Kondisi ini sebenarnya hanyalah proses transisi dimana masyarakat perlu beradaptasi dengan budaya yang baru. Mungkin seperti mirip dengan cultural shock, namun cultural lag memiliki konsep dan pengertian yang berbeda. 

Cultural lag biasanya disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi perubahan yang terjadi di komunitas atau lingkungan mereka. Sebagia masyarakat yang hidup di era globalisasi dan media digital, penting untuk mengenal cultural lag dan contohnya. 

Apa Itu Cultural Lag?

Cultural lag diartikan sebagai kondisi ketertinggalan budaya pada suatu masyarakat. Cultural lag merupakan konsep sosiologi yang digagas pertama kali oleh sosiolog William F. Ogburn di tahun 1922. Ogburn memaparkan bahwa kebudayaan dan pertumbuhan tidak selalu berjalan seiringan atau selaras. 

Cultural lag adalah situasi yang terjadi akibat perbedaan taraf kemajuan berbagai kebudayaan. Fenomena ini terjadi ketika perubahan dalam masyarakat, seperti ekonomi, teknologi, atau kelembagaan sosial berlangsung secara cepat darpada perubahan budaya yang sesuai. 

Fenomena cultural lag sebenarnya sangat wajar atau umum terjadi di suatu masyarakat. Setiap komunitas masyarakat memiliki aspek budaya yang memuat nilai-nilai, kepercayaan, norma-norma, tradisi, hingga praktik-praktik yang dijadikan pedoman oleh anggota masyarakat tersebut. 

Aspek-aspek budaya yang telah dianut sejak lama tersebut tidak selalu bisa beradaptasi dengan cepat dengan perubahan sosial di sekitarnya. Sebab proses perubahan budaya membutuhkan waktu yang lebih lama atau terjadi secara berangsur karena melibatkan pemikiran, perilaku, dan nilai-nilai yang diyakini. 

Cultural lag isa membawa dampak positif maupun negatif. Di satu sisi, proses transisi budaya tersebut memberikan waktu bagi masyarakat untuk mengevaluasi dan memahami terkait perubahan yang terjadi sebelum diadopsi sebagai budaya baru. Di samping itu, cultural lag juga bisa memicu konflik atau ketidakcocokan dalam masyarakat. 

Penyebab Cultural Lag

Cultural lag bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan kondisi sosial dan masyarakat. Berikut ini beberapa pemicu terjadinya cultural lag yang perlu Anda tahu:

Kurangnya Minat Masyarakat dalam Pembangunan Sosial

Salah satu hal yang bisa memicu terjadinya cultural lag adalah kurangnya minat masyarakat dalam pembangunan sosial. Sebagian masyarakat mungkin tidak berminat atau tertarik memperhatikan terjadinya perubahan di bidang tertentu yang memerlukan penyesuaian. 

Selain kurang pedulian masyarakat dalam akulturasi budaya, masyarakat mungkin juga kurang wawasan mengenai perubahan budaya yang terjadi. Masyarakat yang kurang pengetahuan dan kurang pemahaman maka akan kesulitan untuk beradaptasi dengan budaya baru. 

Heterogenitas Masyarakat

Heterogenitas masyarakat juga dapat memicu terjadinya cultural lag pada suatu komunitas. Heterogenitas yang dimaksud seperti kemiskinan, kurangnya sumber daya, hingga ketidakstabilan politik. 

Kondisi heterogenitas tersebut bisa menjadi hambatan dalam melakukan pembangunan dan perubahan sosial, sehingga dapat menyebabkan terjadinya cultural lag. Padahal untuk bisa beradaptasi dengan perubahan budaya, masyarakat harus bisa terfasilitasi dalam akses pendidikan, teknologi, atau infrastruktur. 

Hambatan Pembangunan secara Umum

Faktor lainnya yang bisa memicu terjadinya cultural lag adalah adanya hambatan pembangunan secara umum. Ketika suatu kelompok atau seseorang mengisolasi dirinya dari budaya material di masyarakat lain, maka mereka cenderung tidak tersentuh oleh perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam budaya baru. 

Masyarakat yang mengalami hambatan pembangunan ini akan sulit berkembang dan menerima budaya baru. Kondisi ini membuat mereka mengalami ketertinggalan budaya karena tidak mampu menarik dan mengadaptasi budaya baru. 

Kurangnya Kontak dengan Budaya Lain

Beberapa komunitas masyarakat memiliki kesatuan yang kuat dalam wilayahnya. Hal ini membuat mereka lebih sulit atau bahkan enggan beradaptasi dengan perubahan budaya yang terjadi di luar daerah mereka. Faktor-faktor seperti identitas budaya yang kuat, isolasi geografis, atau tradisi yang kental dapat mempengaruhi ketertinggalan budaya ini.

Demikianlah ulasan mengenal cultural lag dan beberapa faktor penyebabnya yang perlu dipahami oleh masyarakat. Meski masuknya budaya baru bisa menjadi membawa ke arah positif, namun terdapat juga dampak negatif yang bisa terjadi karena cultural lag. Baca juga apa itu sistem ekonomi tradisional