JAKARTA - Adele kembali menghebohkan warganet. Kali ini tidak jauh dari unggahan Instagram terbarunya.
Pada Senin, 31 Agustus, ia terlihat mengunggah foto mengenakan bikini bergambar bendera Jamaika serta rambut yang dikepang berbentuk simpul.
“Senang apa yang menjadi Karnival Notting Hill, London-ku tercinta,” tulisnya dalam keterangan foto. Karnival Notting Hill adalah acara tahunan berformat parade yang diadakan di London. Foto itu diunggah sebagai bentuk kekecewaan Adele atas batalnya karnival ini.
Karena pandemi COVID-19, karnival Notting Hill dibatalkan dan formatnya diubah menjadi virtual.
Dalam beberapa saat, unggahan itu menuai pujian sekaligus cacian. Di satu sisi, Adele dianggap melakukan cultural appropriation karena menggunakan gaya rambut Bantu (bantu knots) dengan cara tidak benar.
Belum lagi soal bikini yang dikenakannya. Meskipun tujuan asli Karnaval Notting Hill adalah untuk merayakan budaya Karibia dan mendorong persatuan Inggris, Adele jelas bukan orang Jamaika.
Namun di sisi lain, sebagian penggemar juga mengapresiasi foto yang diunggah pelantun Hello itu. Naomi Campbell, model berkebangsaan Jamaika, bahkan memberi komentar berupa emoji hati dengan bendera Jamaika.
BACA JUGA:
Apa itu Cultural Appropriation
Cultural appropriation merujuk pada konsep meminjam budaya milik orang lain. Biasanya kaum mayoritas yang mengambil budaya kaum minoritas.
Namun, cultural appropriation terdengar seperti merampas budaya orang lain. Karena tidak mengetahui sejarah di balik adanya sebuah budaya.
Bantu knots yang dipakai Adele adalah gaya rambut orang Afrika yang digunakan selama lebih dari 100 tahun. Dilansir dari NaturallyCurly, 1 September, Bantu adalah salah satu kelompok etnik di Afrika Selatan.
Bagi wanita Afrika, bantu knots adalah representasi kuat wanita yang bangga dengan budaya mereka. Tetapi tidak banyak yang mengetahui hal ini.
Marak Terjadi di Indonesia
Mungkin Anda masih ingat ketika AgnezMo, penyanyi Indonesia yang tampil dengan rambut cornrow-nya. Seperti Adele, lontaran cacian dan pujian pun datang beriringan.
Ia disebut tidak mengapresiasi budaya kulit hitam. Tetapi AgnezMo langsung menyanggah dan menyatakan gaya rambut itu disebut anyam rambut yang dilakukan oleh wanita Papua. Selain AgnezMo, banyak sekali cultural appropriation yang sering terjadi di Indonesia.
Apakah Boleh Bergaya Bantu Knots?
Semua kembali kepada setiap individu. Memang tidak ada yang salah jika seseorang ingin mengenakan produk budaya suku tertentu. Tapi jangan hilangkan identitas aslinya.
Ketika Anda hanya ingin menggunakan sesuatu karena ingin terlihat unik atau bagian dari cara berpakaian Anda, maka hal tersebut bisa disebut cultural appropriation. Baiknya Anda bisa memahami sejarah dan konteks produk budaya tersebut agar menghargai budaya milik orang lain.