Apa yang dikemukakan Anies Baswedan dan juga Muhaimin Iskandar, menurut Kapten Timnas AMIN Muhammad Syaugi masih wajar. Artinya program yang diucapkan bukan janji manis atau muluk-muluk. Semua yang dijanjikan sudah pernah diprogramkan dan direalisasikan. Ketika diprogramkan untuk skala yang lebih besar, hal itu bukan mustahil untuk direalisasikan.
***
Sebelum dipercaya menjadi Kapten Timnas AMIN, kiprah Marsekal Madya TNI (Purn) H. Muhammad Syaugi, S.Sos., MM lebih banyak terlibat dalam kegiatan non politik. Ia mengawali karier sebagai perwira TNI AU dan purna tugas setelah melalui berbagai jabatan penting di kesatuannya. Setelah kembali menjadi warga sipil, ia memiliki ketertarikan pada dunia politik dengan bergabung pada Forum Komunikasi Purnawirawan TNI Polri untuk Perubahan dan Persatuan (FKPPP).
Forum yang dihuni oleh purnawirawan TNI dan Polri ini melihat apa yang terjadi di negeri ini perlu diperbaiki. Dengan mengusung semangat perubahan, mereka menemukan titik temu dengan Anies Baswedan sebagai capres yang mengusung tema perubahan. “Yang dia (Anies Baswedan) janjikan terealisasi. Nah apa yang sekarang dijanjikan itu sudah pernah dijanjikan. Jadi ini bukan mustahil, dan bukan janji manis,” katanya.
Timnas, kata Syaugi adalah tim yang terus bertumbuh. Setiap hari relawan yang bergabung terus bertambah. “Ini adalah the growing team. Artinya tim ini bertambah terus, beliau berdua selalu merangkul siapa pun yang ingin bergabung. Semua diterima sesuai dengan kompetensinya,” tegasnya.
Satu hal yang diharapkan Muhammad Syaugi pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 akan berlangsung dengan jujur dan adil. Kini proses menuju hari H sedang terjadi, setiap paslon menyodorkan program-program unggulan dalam kampanye masing-masing. “Siapa pun paslon yang terpilih nanti, dia adalah pemimpin untuk rakyat Indonesia. Catatannya dalam proses pemilihan itu harus jujur, adil dan fair. Semua pihak sama-sama mengawasi agar pilpres dan pileg berjalan jujur dan adil. Saya kira semua menginginkan hal yang sama,” tegasnya kepada Edy Suherli dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di Markas Timnas AMIN di kawasan Menteng, Jakarta Pusat belum lama berselang. Inilah petikan wawancara selengkapnya.
Apa saja pertimbangan yang membuat Anda menerima tantangan sebagai Kapten Timnas AMIN?
Sebelum ditunjuk sebagai Kapten Timnas AMIN saya ini anggota relawan purnawirawan TNI Polri. Saya bergabung dalam Forum Komunikasi Purnawirawan TNI Polri untuk Perubahan dan Persatuan (FKPPP). Mengapa ada kelompok ini? Karena kami melihat situasi dan kondisi negara kita sekarang sedang tidak baik-baik saja. Kami terpanggil untuk berkumpul, mulanya satu dua orang, sekarang sudah 125 orang jenderal purnawirawan TNI dan Polri dari Bintang 1 sampai Bintang 4. Kami menginginkan adanya perubahan. Sosok perubahan itu ada pada Pak Anies Baswedan. Saat itu kami tidak persoalkan siapa pun yang akan menjadi wakilnya. Namun sekarang setelah Pak Muhaimin Iskandar yang menjadi wakilnya itu lebih bagus lagi.
Setelah menyimak apa yang disampaikan Pak Anies dan Pak Muhaimin, mereka menginginkan perubahan. Dari hal yang tak baik menjadi baik. Kami punya kecocokan, karena itu kami bersemangat untuk membantu pasangan ini.
Anda kemudian ditunjuk menjadi Kapten?
Ya dalam perjalanannya saya kemudian ditunjuk. Terus terang saya awalnya kaget, mengapa saya? Soalnya saya kan bukan pengusaha, seperti pimpinan timses dari kubu sebelah. Rupanya Pak Anies-Muhaimin punya pertimbangan yang berbeda. Saya kan purnawirawan dan mantan pilot tempur TNI AU. Yang biasa bergerak cepat dengan hitungan yang presisi. Mungkin dari situlah beliau menunjuk saya. Mengapa menerima? Karena saya mendukung mereka. Jadi saya siap menerima tawaran ini, meski ini bukan hal yang mudah. Demi bangsa dan negara saya siap berkorban.
Menurut Anda sebagai paslon, apa kelebihan dari Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar?
Pertama beliau berdua itu orang yang bersih. Yang kedua dia punya track record yang baik. Itu bisa dilihat sendiri, bukan visi dan misi. Kalau visi dan misi itu bisa dibikin. Dan yang ketiga kedua orang ini merakyat. Bertemu dengan siapa pun mereka merangkul. Tidak membeda-bedakan.
Tidak membeda-bedakan apa buktinya?
Contohnya di Timnas ini saja; ini kita sebut the growing team. Artinya tim ini bertambah terus, beliau berdua selalu merangkul siapa pun yang ingin bergabung. Semua diterima sesuai dengan kompetensinya. Setiap hari relawan ini bertambah.
Sebelum kampanye Anies terlihat malu-malu mengkritik pemerintah, sekarang di masa kampanye sudah sangat berani mengapa begitu?
Itu adalah strategi. Sebelum pendaftaran sebagai paslon kita harap-harap cemas, ini bisa sampai ke pendaftaran atau tidak. Itu adalah strategi dari Pak Anies dan Pak Muhaimin agar masyarakat menyukai. Dan yang terpenting mereka berdua ini menurut saya banyak ditolong Allah SWT.
Apa contohnya?
Contohnya soal ia bisa sampai tidak ke pase pendaftaran sampai mendapatkan nomor urut. Siapa yang bisa membolak-balikkan hari banyak orang sehingga bisa memberikan dukungan pada Pak Anies dan Pak Muhaimin.
Dalam sepekan kampanye Anies melontarkan kritik pada IKN Nusantara dan janji untuk membangun jalan kereta api, membangun stadion berkelas internasional di beberapa kota, apakah ini janji manis?
Kita lihat track record Pak Anies saat memimpin DKI Jakarta. Yang dia janjikan terealisasi. Nah apa yang sekarang dijanjikan itu sudah pernah dijanjikan. Jadi ini bukan mustahil, dan bukan janji manis. Transportasi di Jakarta dengan JakLingko bisa menjadi contoh. MRT setelah selesai satu tahap lanjut ke tahap berikutnya. Transportasi di Jakarta semua terintegrasi. Jadi semua yang dijanjikan ada buktinya, bukan angan-angan. Tak salah kalau Pak Anies bilang; lihat rekam jejaknya. Kalau hanya janji tapi tak ada rekam jejaknya bagaimana kita mau memercayainya.
Tentang IKN Nusantara yang dikritisi Anies, dia menginginkan dananya dialihkan untuk pendidikan, persoalan ini sudah ada di undang-undang, bagaimana mengubahnya?
Yang dikemukakan Pak Anies dana untuk membangun IKN Nusantara itu kan besar, itu hanya untuk satu kota. Kalau dana itu bisa disebar dapat membesarkan 18 kota lainnya sebesar Jakarta sekarang. Memang ini sudah ada undang-undangnya, tapi bisa dikaji kembali mana yang lebih bermanfaat untuk publik.
Artinya IKN Nusantara itu berhenti atau dilanjutkan?
Sekarang masih proses, itu nanti akan ditentukan. Belum bisa dijawab sekarang lanjut atau setop, perlu kajian yang lebih mendalam melibatkan semua pemangku kepentingan.
RUU DKJ juga heboh, dalam RUU itu Gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden, apa tanggapan Anda?
Soal itu biarkan rakyat yang menilai dan menentukan, mana yang terbaik untuk Jakarta, apakah pemilihan langsung seperti selama ini atau dipilih oleh presiden.
Anies Baswedan juga menggulirkan program perumahan DP 0 persen, sebelumnya apa evaluasi Anda untuk pelaksanaan program yang sama di Jakarta?
Semuanya ada proses, yang jelas program ini sudah dilakukan Pak Anies di Jakarta. Memang belum berhasil semua, itu ada tahapannya. Namun ini adalah hal baik yang bisa diimplementasikan dalam skup yang lebih luas. Perubahan yang diinginkan itu antara lain rumah murah, pendidikan murah, lapangan kerja dan program kesehatan yang terjangkau. Keempat hal ini selalu digaungkan Pak Anies agar publik tahu kalau Pak Anies dan Pak Muhaimin terpilih dia bisa menyelesaikan masalah itu.
Dalam bidang ekonomi yang perlu kita catat adalah ide Pasar AMIN (Alhamdulillah laris, Modalnya gampang, Irit biayanya, dan Nyaman tokonya), apa kelebihan pasar ini dibandingkan dengan pasar kebayakan?
Apa yang diinginkan Pak Anies itu keadilan dan kesetaraan, antara pendagang dan pembeli. Di pasar itu harga barang terjangkau, daya beli masyarakat ada, lapangan pekerjaan tercipta. Jadi yang kecil dibesarkan dan yang sudah besar tidak akan dikecilkan. Dengan konsep ini semua nyaman.
Kampanye butuh logistik dan dana, berapa besar yang disiapkan Timnas AMIN?
Modal terbesar kita ini adalah gerakan rakyat. Pasukan terbesar kita adalah relawan dari partai, purnawirawan TNI Polri, buruh, tani, nelayan, santri, kiayi, semuanya tergabung. Jadi kita tidak bicara uang, bukan berarti tidak butuh uang. Secukupnya saja. Semua tumbuh dari hati. Karena latar belakang saya pilot, saya berpikirnya mission oriented bukan money oriented. Kerja dulu, lakukan nanti uang akan mengikuti.
BACA JUGA:
Akan ada pengumpulan dana untuk AMIN?
Ya akan ada dan diumumkan. Supaya Masyarakat bisa membantu. Bukan soal nilainya tapi partisipasi publik yang ingin perubahan dan memenangkan pasangan AMIN di pilpres 2024. Tidak hanya uang, bisa tenaga, ide dan sebagainya. Jadi bantuan dari Masyarakat kita wadahi semua.
Nanti bagaimana akuntabilitas bantuan yang diserahkan publik?
Nanti akan ada bagian yang membuat laporan atas bantuan yang sudah masuk.
Sebagai kapten Timnas AMIN apa kendala dalam pengumpulan dana kampanye?
Kendala itu di jumlahnya. Yang membantu banyak, namun jumlahnya tak seperti yang dibayangkan. Namun kamu mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas sumbangan yang sudah disalurkan. Kami yakin kalau punya niat baik dan tulus akan ada jalan dari Allah SWT.
Seoptimis apa Anda untuk paslon AMIN ini akan lolos dari putaran pertama?
Saya optimis sekali, karena itu ada hitung-hitungannya dari tim kami. Karena masing-masing dari Pak Anies dan Pak Muhaimin punya basis pendukung di berbagai daerah. Karena itu kami yakin bisa lolos dari putaran bertama pilpres 2024.
Saat pilkada di Jakarta 2019 banyak pengamat yang menilai kalau Anies Baswedan dan tim menjalankan politik indentitas, kekhawatiran sama akan diterapkan di pilres 2024. Apa tanggapan Anda?
Itu memang lagu lama, politik identitas dilabelkan kepada Pak Anies. Tapi itu tak ada buktinya. Jadi tidak perlu dibahas lagi itu, persoalan lalu yang sudah selesai.
Apa strategi paslon AMIN dalam menggaet kaum milenial?
Milenial ini adalah generasi penerus, mereka yang akan melanjutkan tugas dari generasi sekarang. Kami menyerukan kepada milenial untuk mengunakan hak suaranya, karena pilihan Anda akan menentukan masa depan bangsa. Jangan golput. Untuk para milenial kami menawarkan program; hunian murah dan terjangkau, pendidikan murah, lapangan kerja dan program kesehatan yang terjangkau.
Seandainya yang jadi pemenang Pilpres 2024 ini bukan paslon AMIN, apakah siap berkolaborasi dengan pemenang?
Oh ya, mengapa tidak. Kita ini berjuang untuk bangsa dan negara. Siapa pun paslon yang terpilih dia untuk rakyat Indonesia. Catatannya jujur, adil dan fair. Semua pihak sama-sama mengawasi agar pilpres dan pileg berjalan jujur dan adil. Saya kira semua menginginkan hal yang sama.
Pengalaman Seru Muhammad Syaugi Saat Jadi Pilot F-16
Sebagai seorang pilot pesawat tempur F-16, ada banyak pengalaman unik yang tak akan terlupakan dari Marsekal Madya TNI (Purn) H. Muhammad Syaugi, S.Sos., MM. Apa saja pengalaman yang tak terlupakan selama menjadi pilot? Inilah kisahnya.
Meski sibuk dengan tugas sebagai Kapten Timnas AMIN, dari pagi hingga larut malam, ia masih menyempatkan diri untuk melakukan olahraga. “Saya tetap berlari di treadmill yang ada di rumah, atau lari dan jalan pagi di sekitar komplek perumahan saya. Selain itu saya juga bermain dengan cucu di rumah. Dengan melakukan aktivitas itu bisa sedikit rileks dari tugas berat menjadi Kapten Timnas AMIN ini,” kata pria kelahiran 10 Desember 1960.
Setiap satu sesi berlahraga Syaugi menghabiskan waktu sekitar 18 sampai 19 menit. “Saat lari jarak tempuh saya 2,5 km itu ditempuh dalam waktu 18 menit sampai 19 menit. Saat tak sempat ke luar rumah, treadmill juga dengan jarak yang sama,” ujar mantan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP).
Dengan olahraga yang rutin setiap hari, diakui Syaugi membuat tubuhnya tetap bugar, otot-ototnya tetap elastis. Dengan cara itulah ia menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Masih Bisa
Sudah lama tak menyetiri pesawat tempur F-16 apakah masih bisa kalau diminta menjadi pilot lagi? “Ya masih bisa, tapi harus latihan lagi. Karena sudah sekian tahun saya tidak mengemudikan pesawat itu. Tapi sense of length masih ada. Tinggal berlatih satu atau dua kali setelah itu bisa lagi. Kecuali kalau kita menerbangkan pesawat yang berbeda,” kata lulusan terbaik dan peraih Adhi Makayasa Akademi Angkatan Udara tahun 1984 ini.
Soalnya, lanjut Syaugi, lebih dari 20 tahun ia berstatus sebagai penerbang. “Lebih dari 20 tahun saya berada di kokpit pesawat tempur F-16. Jadi masih ingat sekali fungsi-fungsi perlatan yang ada di kokpit pesawat itu,” lanjut pria yang juga menyelesaikan pendidikan formal, S1 Sosial Politik dari Universitas Merdeka Madiun (1998) dan S2 Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta (2014).
Banyak sekali pengalaman yang tak terlupakan sebagai pilot pesawat tempur. “Tapi terus terang lebih banyak sukanya daripada duka,” ungkap Syaugi yang amat bangga menyandang predikat sebagai pilot pesawat tempur canggih itu.
Yang amat membanggakan dia bisa keliling Indonesia bahkan ke manca negara. “Dengan menjadi pilot F-16 saya bisa keliling Indonesia bahkan juga ke luar negeri saat melakukan latihan terbang di negara lain,” ungkap Komandan Lanud Iswahyudi (2011).
Nyaris Tabrakan
Dalam durasi yang panjang sebagai pilot pesawat tempur ada, ada satu momen yang tak akan terlupakan oleh Muhammad Syaugi. “Dinamika dalam tugas itu pasti ada walaupun kita sudah berusaha sebaik mungkin. Jadi kalau kita berhati-hati kejadian seperti tabrakan bisa diminimalisir,” katanya.
Tahun 1996 Indonesia punya Tim Aerobatik. “Saat itu kami belajar dari instruktur dari Amerika. Ketika berlatih ada manufer yang namanya calepso. Yaitu terbang terbalik. Saat latihan itu saya hampir bertabrakan. Suasaanya tegang sekali. Namun alhamdulillah tidak terjadi tabrakan, Allah masih sayang sama saya. Lutut saya sudah bergerat saat itu. Soalnya kalau terjadi nyawa taruhannya,” kenang Syaugi yang dikarunia tiga putri dari pernikahannya dengan Lidia; Aidan Ariella, Alysha Athia dan Anaura Anitcka.
Ada lagi pengalaman unik, saat terbang dari Jayapura ke Kupang NTT selama 1 jam 45 menit. “Saat itu AC di pesawat saya sedang ada problem, tak bisa diatur suhunya. Jadi dingin sekali di di kokpit itu. Karena dingin jadi pengen pipis. Sebenarnya ada alat untuk menampung tapi sudah penuh. Setelah mendarat di Kupang, saya terbirit-bibir pipis,” katanya terkekeh mengenang kejadian itu.
Sempat menjadi Kepala Basarnas, Syaugi punya pengalaman saat bekerja harus dengan hati. Tak semua orang bisa melakukan, tapi kalau berlatih hal itu bisa dilakukan. “Pengalaman itu saya terapkan di Timnas AMIN ini,” kata peraih penghargaan Satyalancana Kesetiaan 24 tahun.
Ditengah kesibukan, Muhammad Syaugi tetap memberikan perhatian untuk keluarga. “Selesai tugas dari Timnas AMIN kalau bisa makan bersama. Pagi hari sebelum tugas sempatkan ngobrol dengan keluarga. Walau pun waktunya sedikit yang penting kualitas,” kata Syaugi yang melarang anak dan istrinya utak-atik gadget saat bertemu dengannya, dan dia pun melakukan hal yang sama. Dengan begitu terjadi interaksi langsung antara dia dan keluarga.
"Modal terbesar kita ini adalah gerakan rakyat. Pasukan terbesar kita adalah relawan dari partai, purnawirawan TNI Polri, buruh, tani, nelayan, santri, kiayi, semuanya tergabung. Jadi kita tidak bicara uang, bukan berarti tidak butuh uang. Secukupnya saja. Semua tumbuh dari hati,"