JAKARTA - Jumlah korban tewas Palestina di Jalur Gaza terus bertambah, saat gencatan senjata antara kelompok militan Hamas dengan Israel terus diupayakan.
Akhir pekan kemarin, serangan udara Israel di Gaza menewaskan 105 warga Palestina, kata petugas medis, dengan militer Israel mengatakan telah menewaskan puluhan militan Hamas, dikutip dari Reuters 6 Januari.
Sementara, kantor berita Palestina WAFA mengutip sumber-sumber medis pada Hari Minggu melaporkan, sedikitnya 88 warga sipil tewas dan 208 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
Itu menjadikan jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru 7 Oktober 2023 pecah menjadi 45.805 jiwa, sementara jumlah luka-luka tembus 109.064 orang, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan.
Ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan, karena ambulans dan tim pertahanan sipil menghadapi kesulitan untuk menjangkau mereka karena serangan Israel yang terus berlanjut, jumlah puing-puing yang masif, serta kekurangan bahan bakar dan alat berat.
Konflik terbaru pecah usai kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 250 lainnya dijadikan sandera, menurut perhitungan Israel.
Terpisah, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Israel harus mematuhi hukum internasional dan melakukan "lebih banyak hal untuk memastikan perlindungan warga sipil", seraya menambahkan di sisi lain mendukung hak Israel membela diri.
SEE ALSO:
Diberitakan sebelumnya, perundingan gencatan senjata Hamas dengan Israel yang dimediatori AS, Qatar dan Mesir berlanjut di Doha pekan lalu dan rencananya dilanjutkan pekan ini.
Dikatakan, jumlah dan daftar nama sandera yang akan dibebaskan menjadi rintangan yang belum disepakati kedua belah pihak, dengan Israel mengupayakan membebaskan sebanyak mungkin sandera pada tahap pertama, tidak yakin pada dua tahap gencatan senjata yang direncanakan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)