YOGYAKARTA - Sejarah Pura Pulaki menarik untuk disimak sebagai pula terkenal di Pulau Bali. Berlokasi di Desa Banyu Poh, Kec. Grokgak, Kab.  Buleleng, Pura Agung Pulaki merupakan salah satu pura terbesar di Bali bagian utara. Tempat peribadatan ini juga dikenal dengan nama Pura Petirtaan. 

Pura Pulaki memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Pura ini berada di lereng pegunungan berbatu dan bersemak belukar. Area pura ini dikenal sebagai tempat berkeliaran fauna seperti kera dan jalak putih. Meski berada di area pesisir berjarak 53,5 Km dari Kota Singaraja, akses menuju pura ini sudah baik. 

Pura Pulaki dapat dimasukkan dalam destinasi tujuan ketika berada di Pulau Bali untuk wisata budaya dan keagamaan. Lingkungan Pura Pulaki Buleleng merupakan satu komples yang terdiri dari lingkungan Pura Agung Pulaki dengan sejumlah “pesanakannya” yaiu, Pura Melanting, Pura Pabean, Lingkungan Pura Kertha Kawat, Pura Pemuteran. 

Awal mula berdirinya Pura Pulaki memiliki cerita yang dipercaya oleh masyarakat sekitar secara turun-temurun. Lantas seperti apa sejarah Pura Pulaki yang menarik untuk disimak ini?

Asal Usul Pura Pulaki

Sejarah berdirinya Pura Pulaki dikaitkan dengan kisah perjalanan Danghyang Nirartha. Dikisahkan Danghyang Nirartha menempuh perjalanan dari Blambangan (Jawa Timur) menuju Dalem Gelgel (Bali) pada masa kepemimpinan Dalem Cri Waturenggong (1460-1550 M).

Ketika di perjalanan, istri Danghyang Nirartha merasa lelah dan meminta istirahat terlebih dulu kepada suaminya sampai kondisinya pulih. Hyang Nirartha mengizinkan istrinya menetap di Pulaki berasa putri dan putranya. Sementara Danhyang Nirartha tetap melanjutkan perjalanannya. 

Seiring berlalunya waktu, istri Danhyang Nirartha merasa frustasi karena menunggu kedatangan suaminya yang lama. Istrinya tersebut memohon kepada Dewata supaya dirinay dan seluruh warga memiliki kesabaran hingga waktu yang tak terbatas tanpa terkikis usia. Dewata menjawab permintaannya dengan persyaratan wujudnya boleh terlihat oleh manusia. 

Ketika itu, tiba-tiba kilat menyambar dan guruh menggelegar. Seketika rombongan menjadi lenyap karena telah menjadi suci dan berubah menjadi orang halus (wong gamang). Di tempat moksa istri Danhyang Nirartha ini kemudian didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Agung Pulaki. Tempat ini digunakan untuk memuliakan dan memuja Hyang Widhi Wasa. 

Pada sejumlah penelitian disebutkan bahwa Pura Agung Pulaki sebenarnya berlokasi di dalam hutan. Keberadaan pura ini yang sekarang diperkirakan sebagai tempat pengayatan karena warga tidak berani masuk ke dalam hutan yang dihuni binatang buas. Lantaran tak berani masuk ke pedalaman hutan, tempat Pura Pulaki yang sekarang ini dijadikan sebagia pengayatan. 

Sejarah Pura Pulaki

Pura Pulaki mengalami pemugaran secara besar-besaran yang dimulai pada tahun 1984. Sejak saat itu, pura ini terlihat semakin luas dan megah serta menyediakan tempat persembahyangan bagi umat Hindu. 

Pada tahun 1987 di area Pura Pulaki, di sekitar kawasan Pura Melanting, ditemukan beragam alat perkakas yang terbuat dari batu. Alat-alat peninggalan sejarah tersebut berupa kapak dan alat-alat batu lainnya. Dari jejak tersebut dan melihat tata letak serta struktur pura, bisa diduga asal-usul pendirian Pura Pulaki berkaitan dengan sarapan pemujaan masyarakat prasejarah. Pura ini memiliki bangunan berundak seperti arsitektur bangunan di era tersebut. 

Letak Pura Pulaki yang berada di Teluk Pulaki dan terdapat banyak sumber mata air tawar juga memiliki hubungan dengan sejarah berdirinya. Dengan dua kondisi alam tersebut, kawasan pura ini diduga sudah didatangi manusia sejak berabad-abad yang lalu. Kawasan Pulaki cukup ramai dilintasi perahu dagang yang membutuhkan air sebagai persediaan untuk pelayaran menuju Jawa maupun ke Maluku. 

Demikianlah ulasan singkat sejarah Pura Pulaki yang berada di Buleleng, Bali Utara. Pura ini bisa Anda jadikan sebagai tempat kunjungan untuk wisata budaya dan keagamaan. Selain itu, pura ini juga menyuguhkan daya tarik berupa pemandangan alam yang indah dan mata air tawar. Baca juga sejarah Pura Samuan Tiga di Bali. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)