JAKARTA - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram di Nusa Tenggara Barat (NTB) menerima laporan aduan dari 12 remaja pria mengaku menjadi korban pelecehan seksual sesama jenis yang dilakukan seorang dosen berinisial LRR.

"Total laporan yang kami terima ada 12 orang," kata Ketua LPA Mataram Joko Jumadi di Mataram, Jumat 3 Januari, disitat Antara.

Untuk lokus kejadian, kata dia, 12 korban dalam laporan mengaku mendapatkan perlakuan buruk dari terduga pelaku saat berada di kampus, dan dua lokasi di wilayah Gunungsari dan Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

Atas adanya laporan aduan ini, Joko yang juga masih aktif sebagai tenaga pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) turut prihatin dengan adanya kasus tersebut.

Dia mengatakan bahwa LPA Mataram sudah menindaklanjuti laporan aduan ini melalui koordinasi dengan dua perguruan tinggi tempat dosen LRR mengajar.

Koordinasi itu bertujuan untuk meminta pihak kampus untuk mengambil sanksi tegas terhadap LRR.

"Namun demikian, ternyata dosen itu sebelum dilapor ke polisi, pihak kampus sudah mengambil tindakan pemberhentian, karena pihak kampus juga sudah mendapatkan laporan terkait kejadian ini," ujarnya.

Selain itu, dosen LRR juga terungkap mengajar pada tiga kampus swasta lainnya dan terungkap telah diberhentikan mengajar.

"Jadi, dari tiga tempat lainnya dia mengajar, dia sudah diberhentikan," kata Joko.

Proses hukum dari kasus dugaan pelecehan seksual sesama jenis ini telah berjalan di tahap penyelidikan Polda NTB.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Pol. Syarif Hidayat sebelumnya menyampaikan bahwa proses penyelidikan kini masih berjalan di tahap pengumpulan data dan bahan keterangan.

Pada penghujung tahun 2024, Syarif menyampaikan bahwa sudah ada empat saksi korban termasuk pelapor yang memberikan keterangan terkait perbuatan dosen LRR melakukan pelecehan seksual sesama jenis.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)