JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian menyampaikan pemerintah terus mendorong UMKM meningkatkan daya saing agar dapat menembus pasar global karena kemampuan ekspor UMKM masih 15,65 persen dari total ekspor.
"Kita semua harus saling membantu untuk dapat meningkatkan kemampuan UMKM dalam hal ekspor dan pemanfaatan digital market," kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi dikutip dari Antara, Jumat 29 Oktober.
Menko Airlangga mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing UMKM melalui dukungan insentif fiskal serta non fiskal, penyediaan fasilitas seperti ruang pamer, kegiatan pengembangan desain, pelayanan pelaku usaha, informasi peluang pasar, bimbingan teknis dan pendampingan, promosi dan pemasaran, serta pembiayaan, penjaminan dan asuransi ekspor.
Para UMKM juga dapat memanfaatkan berbagai program perluasan akses pasar global melalui e-commerce, misalnya Shoppe "Kreasi Nusantara, From Local to Global", Bukalapak "BukaGlobal", serta Asean Online Sale Day (AOSD). Hal tersebut untuk mendorong pemanfaatan e-commerce yang masih rendah yakni sekitar 24 persen dari total pelaku UMKM.
Selain itu, lanjut Menko Airlangga, pemerintah telah memberikan afirmasi kebijakan melalui UU Cipta Kerja dan PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
Dalam UU Cipta Kerja, terdapat kebijakan untuk mendukung dan memfasilitasi ekspor produk UMKM, melalui pemberian Insentif Kepabeanan bagi UMK berorientasi ekspor agar memberikan kemudahan impor bahan baku dan bahan penolong industri, serta memfasilitasi ekspornya. Pelaku UKM juga didorong untuk memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usahanya.
Pemerintah juga menyiapkan program khusus pembiayaan ekspor bagi UKM berorientasi ekspor dengan alokasi sebesar Rp500 miliar, yang disalurkan oleh LPEI/Eximbank, dengan fasilitas suku bunga 6 persen dan agunan 30 persen dari nilai pinjaman.
BACA JUGA:
"Berbagai upaya yang telah diinisiasi pemerintah tentunya memerlukan dukungan dari seluruh pihak. Diharapkan berbagai kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh UMKM untuk mengakselerasi peningkatan daya saing usahanya," ujar Menko Airlangga.
Lebih lanjut ia mengungkapkan membaiknya neraca perdagangan pada Semester I 2021 yang meningkat 14,18 persen (yoy) harus dimanfaatkan dengan baik bagi pelaku UMKM untuk mendorong ekspor produknya.
"Hal tersebut merupakan potensi sangat baik dan dapat dikembangkan melalui kolaborasi bersama antar instansi untuk meningkatkan kontribusi UMKM pada ekspor nasional, sekaligus dapat meningkatkan penumbuhan eksportir baru," kata dia.
Adapun berdasarkan data Kemenkop UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 60,51 persen atau senilai Rp9.580 triliun dengan kemampuan menyerap 96,92 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,42 persen dari total investasi.