Pengelola Gerai Hypermart Milik Konglomerat Mochtar Riady Mau <i>Rights Issue</i>, Bakal Raup Rp1,5 Triliun
Gerai Hypermart. (Foto: Dok. Supermal Karawaci)

Bagikan:

JAKARTA - Pengelola gerai Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan melakukan aksi korporasi, yakni meningkatan Modal Dasar Perseroan melalui rights issue. Aksi MPPA ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang berlangsung pada 9 September 2021.

Dalam keterbukaan informasi MPPA di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis 16 September, pemegang saham MPPA menyetujui rencana perseroan dalam Peningkatan Modal Dasar Perseroan, dari semula sebesar Rp540 miliar yang terdiri atas 10.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp50 per saham menjadi sebesar Rp1,50 triliun yang terdiri atas 30.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp50 per saham beserta penyesuaian pada Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan terkait dengan peningkatan modal dasar tersebut.

Selanjutnya, pemegang saham peritel milik bos Lippo konglomerat Mochtar Riady ini juga menerima baik dan menyetujui rencana perseroan untuk melaksanakan penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), sesuai dengan Peraturan OJK No. 14/POJK.04/2019 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Penawaran Umum Terbatas VI) untuk sebanyak-banyaknya 1.175.000.000 lembar saham baru dari portepel Modal Dasar Perseroan dengan nilai nominal Rp50 per saham.

Adapun pihak Matahari Putra Prima memproyeksikan kinerja mereka bakal semakin membaik pada kuartal IV 2021. Hal tersebut seiring tren perbaikan bisnis ritel setelah relaksasi level PPKM dilakukan pemerintah.

Pusat perbelanjaan seperti shopping malls juga sudah mulai buka dengan protokol kesehatan ketat dan aplikasi PeduliLindungi sehingga akan semakin banyak konsumen untuk dapat berbelanja langsung.

Walaupun, memang pembatasan anak-anak di bawah 12 tahun belum boleh memasuki pusat perbelanjaan juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena mayoritas pelanggan adalah keluarga muda dan mereka tidak bisa meninggalkan anaknya di rumah.

MPPA menyampaikan bahwa transformasi perseroan menjadi bisnis offline to online (O2O) mampu membawa perseroan mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif di kuartal kedua 2021. Pada semester I 2021 ini, telah mencatatkan penjualan kotor lebih dari Rp2 triliun atau tumbuh 16,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, penjualan online perseroan pun disebutkan tumbuh 21,3 persen jika dibandingkan dengan kuartal kedua 2020. Menurut data NielsenIQ, market share MPPA terus tumbuh dan mencapai 24,1 persen di pasar supermarket dan hypermarket.