JAKARTA - Pengelola gerai Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) akan menggelar penawaran umum terbatas (PUT VI) atau rights issue guna menambah modal. Perusahaan ritel milik bos Lippo konglomerat Mochtar Riady ini bakal melakukan aksi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 1,17 miliar lembar saham biasa atas nama atau saham baru.
Adapun nilai nominal dalam rights issue tersbeut adalah Rp50 setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp760 setiap saham. Jumlah tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 13,46 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT VI.
Alhasil, dari aksi korporasi ini, perseroan akan mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya Rp890,11 miliar. Dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis 14 Oktober, seluruh dana yang diperoleh dari PUT VI setelah dikurangi biaya-biaya dalam rangka PUT VI ini akan digunakan untuk tiga hal.
Pertama, sekitar 16,9 persen akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Kepada BNI, melalui PUT VI, perseroan akan membayarkan Rp105 miliar dengan rincian Surat Sanggup (Promes) periode 20 Juli -23 Oktober 2021 senilai Rp 55 miliar dan 23 Agustus - 22 November 2021 Rp 50 miliar. Adapun, total saldo utang setelah dilakukan pembayaran akan menjadi Rp395 miliar dari posisi Rp500 miliar per 7 Oktober 2021.
Sedangkan, kepada CIMB Niaga, perseroan akan membayarkan Rp45 miliar dengan rincian Promes 8 Oktober 2021 - 7 Januari 2022 senilai Rp45 miliar. Sehingga saldo utang setelah dilakukan pembayaran akan menjadi Rp205 miliar dari Rp250 miliar per 7 Oktober 2021.
Kedua, 8,5 persen hasil rights issue akan digunakan untuk belanja modal antara lain untuk renovasi toko, pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan omni-channel, serta ekspansi toko baru. Ketiga, 74,6 persen akan digunakan untuk modal kerja antara lain untuk keperluan peningkatan kualitas persediaan melalui pembelian barang dagangan dari pemasok.
BACA JUGA:
"Apabila dana hasil PUT VI tidak mencukupi untuk membiayai modal kerja perseroan akan mencari sumber pembiayaan lainnya, antara lain melalui penambahan fasilitas kredit yang didapatkan dari perbankan. Apabila perseroan tidak berhasil mendapatkan seluruh dana hasil PUT VI yang diharapkan, urutan prioritas penggunaan dana secara berurutan adalah untuk pembayaran sebagian pokok utang, belanja modal dan modal kerja perseroan," jelas manajemen Matahari Putra Prima.
Sebagai informasi, perusahaan yang mengelola gerai Hypermart, Foodmart Primo, Smart Club, Hyfresh dan Boston Health & Beauty, serta FMX tersebut membukukan pencapaian penjualan yang solid selama semester I 2021. Dalam periode tersebut, perseroan mampu mencatatkan penjualan kotor (gross sales) lebih dari Rp 2 triliun atau tumbuh 16,2 persem, serta penjualan online yang tumbuh 21,3 persen dibandingkan dengan semester I 2020.
Kenaikan penjualan juga sejalan dengan data NielsenIQ, yang menyebutkan pangsa pasar Matahari Putra Prima terus tumbuh dan mencapai 24,1 persen di pasar supermarket dan hypermarket. Bertransformasi ke bisnis offline to online (O2O), mampu membawa perseroan untuk mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif di semester I 2021.