Bagikan:

JAKARTA - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengangkat Thomas Lembong sebagai Komisaris Utama. Lantas apa alasan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta di bawah Gubernur Anies Baswedan ini menunjuk mantan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM tersebut?

Plt Kepala BP BUMD Provinsi DKI Jakarta, Riyadi mengatakan pengangkatan Thomas Lembong sebagai Komisaris Utama tak lepas dari kebutuhan Ancol terhadap jejaring yang luas untuk investasi pengembangan usaha. Juga kompetensinya yang pernah menjabat sebagai menteri Perdagangan dan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal (BKPM).

Serta, lanjut dia, lebih dari 20 tahun mengabdi di investment banking dan hedge fund industry, termasuk Morgan Stanley dan Farallon Capital LLC. Selain perjalanan karier, Thomas juga merupakan alumnus Harvard University yang diharapkan ilmunya dapat bermanfaat bagi keberlangsunganJaya Ancol.

"Ini sebagai bentuk penyegaran dan regenerasi kepemimpinan, dan sudah biasa terjadi dalam suatu perusahaan atau instansi. Baik karena promosi maupun rotasi, seiring dengan tuntutan dan perkembangan perusahaan," ujar Riyadi, dalam siaran pers di situs PPID Jakarta, dikutip Selasa 31 Agustus.

Profil singkat Thomas Lembong

Thomas Trikasih Lembong pernah menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 20 Oktober 2019. Saat itu dia menggantikan Franky Sibarani. Dia juga pernah menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Rahmat Gobel.

Nama Thomas Lembong begitu terkenal di dunia profesional. Portofolionya begitu panjang. Pria yang akrab disapa Tom Lembong ini memulai karier di Morgan Stanley and Company sebagai Sales and Trading Associate. Kemudian, bekerja di Morgan Stanley Divisi Equitas (Singapura), menjabat sebagai Senior Manager di Departemen Corporate Finance Makindo, dan Investment Banker dari Deutsche Securities Indonesia.

Antara 2002 dan 2005, Tom Lembong menjabat sebagai Division Head dan Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN). Ia bekerja dengan Principia Management Group, dan pernah menjadi Managing Partner dan CEO di Quvat Management, sebuah pengelola dana ekuitas swasta yang didirikan pada 2006.

Thomas pernah mengenyam pendidikan dasar di Jerman pada 1974 – 1981 ketika ayahnya sedang melanjutkan studi. Pulang ke Jakarta, Thomas Lembong pun meneruskan sekolah di SD dan SMP Regina Pacis, Jakarta.

Sementara itu ketika SMA, Tom pindah ke Boston, Amerika Serikat. Dia kemudian memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Arsitektur dan Tata Kota ketika lulus dari Universitas Harvard pada 1994. Ia juga terpilih sebagai Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum (WEF) 2008.