JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa masih cukup banyak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang belum mengetahui secara menyeluruh tentang skema keuangan negara. Padahal, institusi ini menurutnya memiliki peran yang penting dalam memberikan pengetahuan bagi kalangan muda.
“Saya saja sebagai Menteri Keuangan merasakan betapa universitas-universitas di Indonesia ini kurang memiliki pemahaman keuangan negara,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran buku "Indonesia 2045" yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia, Jumat, 20 Agustus.
Menkeu berpendapat jika kalangan akademisi di kampus belum mengetahui secara komprehensif terkait kebijakan penyelenggaraan negara, utamanya yang menyangkut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Masih banyak yang perlu dipahami juga soal bagaimana reformasi sistem keuangan itu kini sedang diupayakan pemerintah. Lalu juga bagaimana dari sisi policy making-nya, dari sisi macro policy-nya. Itu masih banyak yang belum mengetahui, bahkan pada level universitas, baik dari pengajar maupun mahasiswanya,” tutur dia.
Untuk itu, Menkeu sangat terbuka atas sumbangan pemikiran dari civitas akademika guna bersama-sama mengawal dan memberi solusi atas tantangan yang dihadapi.
“Ini merupakan PR yang sangat besar di dunia pendidikan kita. Oleh karenanya, melalui merdeka belajar saat ini mari kita berikan yang terbaik untuk bangsa ini,” tegasnya.
BACA JUGA:
Adapun, peluncuran buku "Indonesia 2045" sendiri diklaim merupakan wujud sumbangsih Universitas Indonesia (UI) terhadap pemikiran pembangunan ekonomi masa depan.
Buku yang akan diluncurkan merupakan kontribusi pemikiran 15 ekonom dan praktisi muda alumni UI, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang mewakili generasi milenial dalam melihat Indonesia pada 100 tahun pasca kemerdekaan.
Peluncuran Buku Indonesia 2045 ini akan diisi dengan kegiatan seminar dengan pembicara ekonom dan praktisi milenial untuk membahas kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2045 beserta peran inovasi dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di jangka panjang.