Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bercerita pengalamannya mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak masa administrasi pertama hingga saat ini. Dalam penuturannya, bendahara negara itu mengaku sempat menyumbangkan pemikiran saat dirinya mendukung Presiden Jokowi untuk maju di periode kedua.

Kala itu, Menkeu sempat dicurhati Kepala Negara perihal kebijakan strategis pemerintah yang bisa diambil untuk mendukung dunia pendidikan nasional.

“Bapak Presiden tanya, bu kalau saya ingin memperbaiki kualitas perguruan tinggi di Indonesia caranya gimana?” ujar dia menirukan pertanyaan Presiden Jokowi di acara Kemendikbud, Senin 27 Juni.

Sri Mulyani lantas memberikan sugesti untuk memperkokoh sektor finansial lembaga pendidikan tersebut agar lebih mandiri dan bisa mengeksekusi program yang dianggap penting.

“Ya mungkin Bapak janjikan saja dalam kampanye akan memberikan dana abadi perguruan tinggi. Nah, kalau bapak ibu lihat di dalam kampanye beliau menjanjikan seperti itu,” tuturnya.

Tidak berhenti sampai disitu, Menkeu kemudian mendapatkan rentetan pertanyaan lanjutan dari Presiden terkait skema yang akan diterapkan.

“Lalu presiden tanya lagi, nanti bisa (dilaksanakan)? Caranya menggunakan bagaimana? Siapa universitas yang dapat duluan? Apakah universitas yang lima besar atau bagaimana?” ucap Menkeu.

Menariknya, Sri Mulyani sendiri belum mengetahui secara detail soal pelaksanaan di lapangan bakal seperti apa. Namun, dia yakin rancangan yang dimaksud sangat mungkin untuk direalisasikan sehingga memberikan manfaat lebih bagi pendidikan di Indonesia.

“Saya juga tidak tahu saat itu. Tapi sebagai Menteri Keuangan saya bertanggung jawab untuk merealisasikan janji presiden, yaitu mengenai anggaran abadi untuk perguruan tinggi. Maka lahirlah itu yang namanya anggaran abadi perguruan tinggi,” tegas dia.

Dalam kesempatan tersebut terungkap pula jika dana abadi perguruan tinggi saat ini berjumlah Rp7 triliun. Dari dana kelolaan itu proyeksi return tahun ini diharapkan bisa sebesar Rp455 miliar (termasuk nilai carry over dari 2021).

Adapun, untuk 2023 investasi dana kelolaan diyakini menghasilkan manfaat Rp350 miliar dan pada 2024 sebesar Rp500 miliar.