JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada bulan Juli 2021 menurun sebesar 4,53 secara month to month (mtm) dibandingkan Juni 2021. Adapun nilai ekspor yang didapatkan hanya berada di angka 17,70 milar dolar AS.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan penurunan ekspor pada bulan Juli ini terjadi lantaran ekspor minyak dan gas (migas) hanya sebesar 19,55 persen. Sedangkan ekspor non-migas turun 3,45 persen.
"Sementara itu kalau kita lihat year on year (yoy) kita membandingkan ekspor bulan Juli 2021 kalau kita bandingkan dengan Juli 2020 secara eskpor meningkat cukup signifikan yaitu sebesar 29,32 persen," tuturnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu, 18 Agustus.
Margo berujar sejak periode tahun 2019 hingga 2021 ekspor terus mengalami tren positif. Dalam kurun waktu itu ekspor migas meningkat 50,08 persen. Sementara itu, ekspor non-migas naik signifikan 28,25 persen.
"Ini adalah kondisi ekspor kita pada bulan Juli 2021 baik dibandingkan dengan 2019 maupun 2020," jelasnya.
BACA JUGA:
Margo menjelaskan penyebab penurunan ekspor di bulan Juli 2021 adalah adanya faktor musiman. Di mana terjadi peningkatan ekspor yang cukup besar pada bulan Juli lantaran di bulan Mei ekspor menurun karena adanya libur Idulfitri 2021.
Jika dilihat dari sektornya, Margo menjelaskan, ekspor non-migas dibagi tiga kategori yakni pertanian, industri pengolahan atau manufaktur dan pertambangan. Semua sektor itu secara bulanan mengalami penurunan.
"Untuk pertanian month to month turun 12,08 persen, industri pengolahan turun 3,63 persen, pertambangan dan lainnya turun 1,65 persen. Jadi secara bulanan migas dan non-migas mengalami penurunan dan semua sekor mengalami penurunan dan yang paling tajam di bulan Juli ini adalah sektor pertanian yang hanya terjadi ekspornya sebesar 0,29 miliar dolar AS," tuturnya.