Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa terjadi penurunan nilai ekspor Indonesia selama empat bulan berturut-turut.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa ekspor RI pada Desember 2022 adalah sebesar 23,8 miliar dolar AS. Angka itu turun sebesar 1,1 persen dibandingkan dengan November 2022 yang senilai 24 miliar dolar AS.

Menurut dia, tren penurunan ekspor tercatat sudah pada September 2022 yang sebesar 24,77 miliar dolar AS, kemudian melandai jadi 24,72 miliar dolar AS di Oktober 2022.

“Ini dipengaruhi oleh ekonomi negara tujuan utama, seperti China dan Amerika Serikat sehingga memberikan dampak pada kinerja ekspor kita,” ujarnya ketika menjawab pertanyaan awak media pada Senin, 16 Januari.

Margo menjelaskan, China tetap menjadi negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai 63,5 miliar dolar AS atau setara 23 persen.

Lalu, diikuti Amerika Serikat dengan nilai 28,2 miliar AS atau 10,2 persen, dan India 23,2 miliar dolar AS atau 8,4 persen.

Untuk diketahui, Amerika Serikat saat ini memang sedang berupaya membatasi permintaan (demand) sebagai upaya mengelola inflasi yang dianggap terlalu tinggi.

Di sisi lain, bank sentral negara itu juga merespon lonjakan inflasi melalui kenaikan suku bunga. Akibatnya, laju pertumbuhan menjadi tertekan sehingga terjadi perlambatan ekonomi.

Sementara di China, pressure atas perekonomian lebih disebabkan oleh faktor COVID-19 yang sempat meningkat tinggi dan membuat kegiatan usaha (manufaktur) terpaksa mengurangi aktivitasnya.

Lebih lanjut, secara umum kinerja ekspor Indonesia pada sepanjang 2022 berhasil menembus 291,9 miliar dolar AS atau tumbuh 26 persen dibandingkan periode 2021 sebesar 231,6 miliar dolar AS.