PMI Manufaktur Indonesia Tetap Terjaga di Tengah Perlambatan Global
Manufaktur (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menilai angka Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2024 berada di level 52,7 masih cukup baik dan menandakan bahwa sektor manufaktur ekspansif selama 30 bulan berturut-turut.

"Kalau yang PMI, angkanya cukup bagus kan, angkanya 52,7 jadi 30 bulan berturut-turut kita ekspansif dan masih sangat tinggi," jelasnya kepada awak media, Jumat 1 Maret.

Sebelumnya, S&P Global merilis Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari 2024 berada di level 52,7. Angka ini turun 0,2 poin jika dibandingkan dengan capaian Januari 2024 yang berada di level 52,9.

Susiwijono menyampaikan kondisi sektor manufaktur Indonesia saat ini masih tetap berjalan dan bertahan di tengah kondisi global yang mulai menunjukkan perlambatan.

"Ini penting karena indikator sektor riil, berarti manufaktur kita jalan terus semua di tengah situasi global saat ini," ujarnya.

Menurutnya, kondisi tersebut harus tetap diantisipasi lantaran perekonomian global masih penuh ketidakpastian sehingga ekspor Indonesia harus tetap dijaga.

"Memang antisipasinya dengan global yang masih mengalami perlambatan ketidakpastian seperti ini, ekspor kita ya harus kita jaga," tuturnya.

Kendati begitu, Susiwijono menyampaikan kinerja ekspor Indonesia masih perlu dijaga lantaran industri Indonesia sangat berfokus pada kinerja ekspor.

"Industri kita kan banyak berorientasi ekspor, sebenarnya angka 52,7 mengkonfirmasi di tengah kondisi global saat ini manufaktur kita tetap tumbuh tinggi," pungkasnya.