JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Februari 2023 adalah sebesar 21,3 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Distribusi BPS Habibullah mengatakan jumlah itu lebih sedikit dibandingkan dengan Januari 2023 yang senilai 22,3 miliar dolar AS maupun Desember 2022 yang sebesar 23,8 miliar dolar AS.
Malahan, amblasnya ekspor RI sudah terjadi selama satu semester alias enam bulan berturut-turut. Kala itu, ekspor pada Agustus 2022 adalah sebesar 27,8 miliar dolar AS.
Nilai itu kemudian konsisten menurun menjadi 24,77 miliar dolar AS pada September 2022, menjadi 24,72 miliar dolar AS pada Oktober 2022, dan menjadi 24,09 miliar dolar AS di November 2022.
“Nilai ekspor kembali melambat secara bulanan pada Februari 2023 tetapi tidak sedalam bulan sebelumnya,” ujar dia saat menyampaikan keterangan kepada awak media di Jakarta pada Rabu, 15 Maret.
Habibullah merinci, ekspor bulan lalu masih didominasi komoditas nonmigas dengan nilai 20,2 miliar dolar AS. Sementara komoditas migas menyumbang 1,1 miliar dolar AS.
Habibullah menambahkan, walaupun menurun secara bulanan, ekspor RI per Februari tumbuh secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 4,5 persen.
“Pada Februari 2022 nilai ekspor Indonesia adalah sebesar Rp20,4 miliar dolar AS,” tutur dia.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, catatan ekspor nonmigas Februari 2023 terbesar adalah ke China yaitu 5 miliar dolar AS. Disusul Amerika Serikat 1,91 miliar dolar AS dan Jepang 1,74 miliar AS. Adapun, kontribusi ketiganya mencapai 42,99 persen.
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,97 miliar dolar AS dan 1,25 miliar dolar AS.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2023 mencapai 43,7 miliar dolar AS. Angka ini naik 10,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai 41 miliar atau naik 8,7 persen,” tutup Habibullah.