JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi Jakarta capai 10,91 persen secara year on year (YoY) pada kuartal II 2021. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07 persen.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati menyebut capaian ini mampu menyelamatkan perekonomian DKI di tengah turbulensi resesi ekonomi.
“Selama empat kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta nilainya minus. Alhamdulillah, atas kerja keras kita bersama, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada Q2-2021 nilainya positif dan tumbuh double digit secara YoY, yakni 10,91 persen,” kata Sri dalam keterangannya, Jumat, 6 Agustus.
Sri menuturkan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini didorong oleh beberapa peristiwa. Di antaranya adanya momen Idul Fitri 1442 H, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13, serta relaksasi perpajakan kendaraan bermotor (PPnBM) yang dilakukan sejak Maret 2021.
Ia melanjutkan, produk domestik regional bruto (PDRB) harga berlaku DKI Jakarta pada Q2-2021 sebesar Rp721,5 triliun.
BACA JUGA:
Pada PDRB menurut lapangan usaha, industri pengolahan penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,54 persen. Kemudian, bidang perdagangan sebesar 2,01 persen, industri penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 1,59 persen, industri transportasi dan pergudangan sebesar 1,25 persen dan lain-lain sebesar 3,51 persen.
Selanjutnya, pada PDRB menurut pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) menjadi penyumbang tertinggi untuk pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta, dengan kontribusi sebesar 5,14 persen.
Lalu, pengeluaran konsumsi pemerintah berkontribusi sebesar 3,01 persen, pembentukan modal tetap bruto berkontribusi sebesar 2,05 persen dan lainnya sebesar 0,71 persen.
“PKRT tumbuh cukup tinggi di kuartal kedua 2021 ini karena didorong fenomena jumlah pelanggan listrik untuk rumah tangga tumbuh positif, jumlah pengunjung rekreasi meningkat dan konsumsi internet rumah tangga untuk Pendidikan dan pekerjaan meningkat. Hal ini seiring dengan adanya kebijakan WFH dan belajar dari rumah,” jelas Sri.