Perdagangan Tumbuh Positif, Ketua Kadin Arsjad Rasjid Minta Pabrik dan Mal Dibuka 100 Persen
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid. (Foto: Dok. Kadin)

Bagikan:

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah membuka 100 persen sektor usaha seperti manufaktur hingga ritel demi menyelamatkan perekonomian nasional. Apalagi terbukti pada kuartal II ini perdagangan tumbuh positif di angka 9,44 persen.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan jika sektor usaha manufaktur tidak segera dibuka maka Indonesia akan kehilangan peluang mendapatkan permintaan global.

"Kalau tidak dilakukan 100 persen akan sulit sekali. Kami industri yang esensial adalah ekspor oriented. Ada global demand. Kita Indonesia harus bisa ambil posisi yang utama bantu supply chain dunia," tuturnya dalam acara 'Dialog Ekonomi tentang Kinerja Ekonomi Kuartal II-2021', secara virtual, Kamis, 5 Agustus.

Meski begitu, Arsjad menekankan pembukaan sektor usaha tersebut harus tetap dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Hal ini untuk menghindari kenaikan kasus COVID-19.

Tak hanya manufaktur, kata Arsjad, sektor ritel seperti pusat perbelanjaan atau mal juga harus dibuka. Arsjad menilai dengan membuka pusat perbelanjaan maka akan mengerek angka konsumsi masyarakat yang kemudian memberi efek kepada perekonomian nasional.

Kata Arsjad, pengoperasian mal bisa dilakukan dengan mensyaratkan para pekerjanya telah melakukan vaksinasi dan pengunjung mal harus menunjukan kartu vaksin jika ingin masuk.

Lebih lanjut, Arsjad mengaku khawatir mengenai dampak sosial yang akan timbul jika aktivitas ekonomi terus ditahan. Karena itu, ia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan membuka sektor-sektor usaha tersebut.

"Kita harus menerima pandemi COVID-19 akan lama. Saya sarankan pemerintah agar buka usaha usaha tetap jalan asalkan sudah vaksin karyawannya, karena saya takutkan dampak sosial," jelasnya.

Arsjad berujar bahwa dengan kondisi pandemi yang telah melanda lebih dari satu tahun, seharusnya semua pihak sudah mulai berpikir bahwa penerapan adaptasi baru harus benar-benar dilakukan. Menurut dia, dengan begitu roda perekonomian tetap akan berputar.

"Jadi semestinya kita berpikir, menyadari bahwa ini adalah norma baru kita, realitas baru, dunia baru. Sehingga, kita harus bisa beradaptasi dengan apa yang ada," tuturnya.