Bagikan:

JAKARTA - Resesi ekonomi global diprediksi bakal terjadi di 2023. Ketidakpastian global menjadi bayang-bayang gelap pertumbuhan perekonomian di tahun tersebut.

Meski begitu, pengusaha masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun depan akan tumbuh positif di atas 5 persen.

Sikap optimistis Arsjad tersebut didukung proyeksi yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF). Di mana, IMF memproyeksikan pertumhuhan ekonomi Indonesia di angka 5 persen sampai 5,5 persen.

"Jadi kalau orang luar udah optimis sekian, mestinya around it dan Ibu Sri Mulyani mengatakan antara angka itu. Jadi memang jangan mikir negatif, kita mesti pikir positif," katanya ditemui di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 29 November.

Lebih lanjut, Arsjad mengatakan, untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka positif pada 2023, pemerintah dan pengusaha harus memperkuat pasar dalam negeri.

"Kita harus kuatkan domestik market, saya tadi bilang 55 persen itu penopang domestik market, supaya (krisis di) luar enggak ganggu kita," tuturnya.

Arsjad pun meminta agar pemerintah memperhatikan impor.

Menurut dia, hal ini penting guna menjaga keberlangsungan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

"Makanya impor hati-hati ini kita jaga, karena supaya umkm kita jalan. Kuncinya disitu, inget enggak 1998 semua kolaps yang naik UMKM. Ini kita harus jaga itu, sambil tetep komoditas mesti naik. Misalnya tekstil, jangan sampai ganggu dari luar dong," ucapnya.

"Bagaimana memastikan impornya itu yang jelas. Bukan hanya kebijakan, karena kadang kebijakan ada pelaksanaannya juga penting. Ini yang harus dijaga, karena keadaannya lagi begini," sambungnya.