Perhatian! Jokowi Sebut Pemulihan Ekonomi Pascapandemi COVID-19 Justru Semakin Tak Baik
Presiden Joko Widodo. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 justru semakin tidak baik. Pasalnya, pemulihan ekonomi dibayangi dengan krisis pangan, energi hingga finansial yang sedang terjadi saat ini.

"Pandemi memang mulai mereda, mungkin sebentar lagi akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir. Tetapi yang kita lihat ini dunia pemulihan ekonomi pascapandemi memang belum pada kembali normal. Tapi justru semakin tidak baik," kata Jokowi dalam acara peluncuran Gerakan Kemitraan Eksklusif untuk UMKM Naik Kelas, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 3 Oktober.

"Karena selain pandemi ditambah lagi karena ada perang di Ukraina. Kita tahu sekarang ini krisis pangan, energi, finansial sedang terjadi," sambungnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan kondisi ekonomi dunia betul-betul pada posisi yang tidak baik-baik saja. Bahkan, kata Jokowi, ketidakpastiannya sangat tinggi.

"Selalu berulang-ulang saya sampaikan bahwa situasi ekonomi dunia saat ini betul-betul pada posisi yang tidak baik-baik saja. Ketidakpastiannya sangat tinggi, semua negara pada posisi yang sangat sulit sekarang ini bahkan negara-negara maju pun berada pada posisi sangat sulit," ucapnya.

Meski begitu, Jokowi mengaku cukup optimistis di kuartal III/2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif melampaui capaian pada kuartal II/2022 yang sebesar 5,44 persen.

"Alhamdulilah negara kita Indonesia di kuartal II/2022 tadi sudah disampaikan Pak Ketua Kadin masih bisa tumbuh 5,44 persen, saya masih meyakini di kuartal III/2022 kita masih bisa tumbuh di atas angka tadi. Kuncinya kita semua harus kompak, kita semua harus bersinergi, kita semua harus memiliki perasaan yang sama," tuturnya.

Kata Jokowi, kekompakan harus dibangun. Apalagi, mengingat yang dihadapi Indonesia adalah sebuah tantangan yang tidak mudah. Termasuk juga kerja sama antara pengusaha besar, kecil, maupun menengah harus dilakukan supaya sektor usaha di Indonesia menjadi kekuatan besar.

"Perlu yang namanya Indonesia incorporated, yang besar, menengah bekerja sama berkolaborasi bersama menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan secara konkret dan nyata," katanya.