Investor Kawakan Lo Kheng Hong Peringatkan Bahayanya <i>Influencer</i> di Pasar Saham, Kenapa?
Lo Kheng Hong. (Foto: Dok. IDX)

Bagikan:

JAKARTA - Investor kawakan di pasar saham, Lo Kheng Hong menyebut kehadiran influencer di pasar saham sangat berbahaya. Pasalnya menurut dia, influencer kerap kali menawarkan saham yang mahal, namun tanpa memberikan edukasi yang tepat kepada investor ritel maupun pemula.

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini melihat ada influencer yang mempromosikan saham yang memiliki valuasi tinggi dengan price book value ratio (PBVR) di atas 10 kali.

Dia membandingkan ketika dirinya membeli saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJLT) dengan valuasi yang murah. Berdasarkan data RTI pada penutupan perdagangan Selasa 3 Agustus kemarin, nilai PBVR GJTL saat ini mencapai 0,34 kali.

"Tentunya sangat menyeramkan membeli saham yang overprice artinya kita sedang membeli Avanza di harga Mercy," jelas pria yang akrab disapa Pak Lo ini dalam unggahan akun YouTube Hungry Stock, dikutip Rabu 4 Agustus.

Menurut Lo kheng Hong, berbeda dengan saham pilihan influencer yang menawarkan saham 'Avanza' di harga 'Mercy' dia berprinsip untuk membeli saham 'Mercy' seharga 'Avanza'. Masyarakat pada umumnya, kata dia, belum dibekali dengan pengetahuan soal investasi akan terjebak dengan rekomendasi tersebut dan tidak menutup kemungkinan seseorang itu akan merugi.

Aksi influencer ini tidak menutup kemungkinan memicu harga sebuah saham menjadi melambung karena menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Pak Lo menjelaskan, ketika sebuah saham sedang ramai diperbincangkan dan harganya maka itu bukan saat yang tepat untuk membeli.

"Apalagi beli saham yang lagi naik itu bukan saat yang tepat, apalagi bukan dari hasil riset kita tapi mendengar dari influencer, itu sangat berbahaya," tegas Lo Kheng Hong.

Lo Kheng Hong justru menyarankan untuk membeli saham ketika orang lain melepas saham karena di situlah saat harga sedang murah.

"Sebetulnya saat terbaik membeli saham, ketika semua orang gak mau beli, saat ini ketika semua orang cerita tentang saham tertentu itu bukan saatnya untuk membeli," ungkap Pak Lo.