JAKARTA - Pandemi COVID-19 mengharuskan pengusaha berinovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jika tidak dapat berinovasi, maka bisnis sebuah perusahaan sulit untuk bisa bertahan di tengah ketidakpastian kapan pandemi berakhir. Hal ini yang dilakukan oleh SOGO Department Store dengan mengusung konsep one stop shopping, dengan menghadirkan apotek di depan pintu masuknya.
Sekadar informasi, one stop shopping merupakan konsep berbelanja kebutuhan suatu produk dalam satu tempat atau sekali pemberhentian. Seperti diketahui, SOGO umumnya dikenal sebagai tenant yang menjual kosmetik ataupun pakaian.
Managing Director at SOGO Indonesia Handaka Santosa mengatakan di masa pandemi ini, masyarakat enggan untuk berlama-lama di luar rumah. Karena itu, department store saat ini harus merubah konsep bisnis dengan terus berinovasi. Jika hanya menyediakan tempat untuk berbelanja, maka akan ditinggalkan oleh customer atau pelanggan.
"Saat ini orang selalu menganggap bahwa department store itu jualan pakaian jualan sepatu kosmetik dan lain-lain. Tapi sebentar lagi kita dalam langkah-langkah perubahan SOGO yang ada di Kota Kasablanka ini, seperti misalnya kami sudah membuka termasuk apotek bukan hanya kebutuhan untuk farmasi kami juga membuka booth tepat di pintu utama kami," tuturnya dalam diskusi virtual, Kamis, 29 Juli.
Handaka mengatakan jika sebelumnya pintu masuk SOGO umumnya diisi oleh booth kosmetik, di masa pandemi ini manejemen mengubah dengan menghadirkan apotek sebagai gantinya. Konsep ini diambil karema sesuai dengan tren kebutuhan di masa pandemi COVID-19
BACA JUGA:
"Kami sudah memecah itu. Untuk orang juga melihat bagaimana trend kebutuhan customer, bagaimana orang ke satu tempat semuanya diperoleh," katanya.
Di samping itu, kata Handaka, ada dua kunci utama yang dilakukan SOGO untuk bisa bertahan di masa sulit seperti saat ini. Pertama, experience, dan kedua customer service. Menurut dia, pelayanan terhadap customer akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas.
"Itu tadi benar-benar harus dijalankan untuk mengikat customer. Bukan hanya untuk loyal tetapi untuk menjadikan satu-satunya pilihan tempat belanja," ujarnya.
Kata Handaka, customer service ini juga sangat tergantung bagaimana sikap karyawan. Karena itu, menurut dia, karyawan harus bisa memperbaiki attitude-nya menjadi lebih baik untuk mendukung tercapainya loyalitas pelanggan.
"Karyawan kami harus sudah beda attitude-nya, bukan hanya aktif ini aktif itu, tapi bagaimana benar-benar bisa yang tadi disebut satu aktif, kedua adalah kreatif. Dua hal ini yang harus diberlakukan sehingga menghasilkan sesuatu yang menyenangkan customer," jelasnya.