Pandemi Mengubah Konsep Penayangan Film, Jaringan Bioskop Asah Otak untuk Bertahan dan Raup Keuntungan
Bioskop (Paolo Chiabrando/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pergantian tahun tentunya selalu dikaitkan dengan berbagai rencana baru. Begitu juga di industri perfilman. Meskipun adaptasi di tengah pandemi COVID-19 sudah dilakukan, selalu ada harapan dari para pegiat film untuk menayangkan film di bioskop.

Amerika Serikat sebagai pasar pertama di industri perfilman harus terhenti sejak pandemi menyerang. Lalu, perilisan secara streaming jadi pilihan meskipun di sisi lain pegiat film tetap ingin merilisnya di layar lebar.

Wonder Woman 1984 adalah salah satu film yang dinantikan penonton. Mengetahui animo penggemar yang besar, rumah produksi Warner Bros mempersiapkan perilisan bertahap untuk menghindari pembajakan yang semakin meningkat di tengah pandemi.

Belgia, Prancis, Belanda, Portugal, Inggris, dan Indonesia menjadi beberapa negara yang mendapat kesempatan untuk menyaksikan Wonder Woman 1984 di bioskop. Warner Bros juga merilis film ini melalui HBO Max di hari yang sama.

Soul produksi Disney Pixar juga tayang di Disney+ tanpa syarat. Sebelumnya, Disney+ meluncurkan Mulan dengan konsep Premier Access di mana pelanggan yang sudah berlangganan perlu membayar lagi untuk mengaksesnya.

Kemarin, Rabu, 24 Maret, Disney mengumumkan Cruella dan Black Widow juga dirilis secara bersamaan di bioskop dan streaming. Mereka juga menggunakan konsep Premiere Access.

Bioskop Dibuka

Kongres memberi bantuan 900 milyar untuk tempat hiburan dan teater independen di Amerika Serikat. The National Association of Theatre Owners (NATO), sebagai grup teater terbesar yang merepresentasi berbagai jaringan bioskop mengapresiasi langkah Kongres.

“Dengan banyaknya vaksin yang mulai dijalankan, kita melihat harapan di akhir terowongan. Ada kesempatan nyata bahwa bisnis bisa mulai kembali normal pada musim semi,” kata John Fithian sebagai presiden organisasi.

Namun, bantuan ini tidak termasuk untuk jaringan bioskop seperti AMC Theaters dan Cinemark yang terus buka selama pandemi. Sedangkan beberapa lainnya, yakni Regal dan Cineworld sudah ditutup sejak pandemi berlangsung. Keduanya akan dibuka kembali pada April mendatang dengan serangkaian persiapan di tengah proses vaksinasi yang sedang berjalan.

Rumah produksi Warner Bros tetap berjaga-jaga dengan merilis film secara streaming dan di bioskop tahun ini. Nampaknya, perusahaan WarnerMedia belum sepenuhnya optimistis untuk kembali ke bioskop.

Mengutip ScreenDaily, masih banyak negara yang menutup bioskopnya. Tetapi, ada juga yang sudah buka dengan aturan, misalnya Norwegia yang membatasi bioskop diisi 200 orang. Ada juga Serbia yang buka dengan catatan hanya beroperasi jam 8 malam sampai 5 pagi.

Kerja sama dengan Bioskop

Strategi yang dipilih Warner Bros untuk merilis film di bioskop dan streaming sempat memicu kritik dari sejumlah pihak. Tetapi, mereka harus melakukan ini karena untuk menyesuaikan dengan situasi pandemi yang belum berakhir.

“Tidak ada yang menginginkan film di layar lebar lebih besar dari kami. Kami mengerti konten baru adalah sumber hidup bioskop tetapi kami harus menyeimbangkan realita bahwa banyak teater yang akan beroperasi dengan kapasitas yang kurang selama 2021,” kata CEO WarnerMedia, Ann Sarnoff.

Tidak butuh waktu lama, Warner Bros mengumumkan konsep perilisan film di tahun 2022 akan berbeda dari tahun ini. Sekarang Warner Bros akan membiarkan film dirilis secara eksklusif di bioskop selama 45 hari sebelum dimasukan ke layanan streaming HBO Max.

Begitu juga rumah produksi Universal Pictures. Mereka bekerja sama dengan jaringan AMC untuk merilis film di bioskop selama 17 hari sebelum dirilis lewat layanan streaming.

Meskipun tidak sepenuhnya efektif, penayangan di bioskop masih menjadi prioritas. Pandemi mengubah konsep perilisan, kini jaringan bioskop maupun rumah produksi hanya bisa bertahan mengotak-atik agar setidaknya dapat meraup keuntungan.