Bagikan:

JAKARTA - Walt Disney dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menunda perilisan Mulan yang dijadwalkan tayang pada 24 Juli mendatang. Pandemi COVID-19 yang menutup sejumlah usaha hiburan terpaksa menunda promosi untuk film-film termasuk Mulan.

Mulan adalah salah satu film yang banyak dinantikan oleh penonton saat bioskop kembali dibuka pada Juli mendatang. Namun, rendahnya penurunan kasus COVID-19 membuat rumah produksi itu memikirkan alternatif untuk menunda penayangan.

Sebelumnya, Mulan dijadwalkan tayang pada 27 Maret dan kemudian ditunda menjadi 24 Juli karena situasi yang tidak memungkinkan.

Film live action yang merupakan reboot ini menelan biaya produksi 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan tentunya Disney membutuhkan biaya pemasaran yang besar untuk meraih keuntungan yang sama atau lebih. Pilihan merilis via platform digital pun jauh dari pikiran Disney mengingat mereka telah melepas Artemis Fowl di Disney Plus.

Selain Mulan, film Tenet karya Christopher Nolan juga dijadwalkan tayang pada 31 Juli. Optimisme Nolan yang memilih tanggal yang tepat bertemu dengan ekspektasi AMC Entertainment Holdings, jaringan bioskop terbesar di AS.

AMC pun berharap kepada Mulan dan Tenet untuk menjadi kembalinya keuntungan hiburan, terutama layar lebar. Tetapi jika Disney menunda Mulan maka Tenet hanya satu-satunya film yang tayang sesuai jadwal.

Langkah ini juga diambil oleh Matrix 4, The Batman, The Flash, Black Widow, dan masih banyak lainnya.

Tertundanya penayangan Mulan juga berefek pada pembukaan bioskop di negara lain. Bioskop di China juga menjadi pemicu jika Mulan bisa dibawa untuk pasar internasional, tetapi saat ini China masih menutup bioskop mereka karena gelombang kedua COVID-19.

Mulan mengisahkan wanita bernama Mulan (Liu Yifei) akan menyamar menjadi seorang pria untuk ikut berperang demi menghindari ayahnya yang sedang sakit agar tidak bertugas di Kekaisaran Angkatan Darat. Mulan pun ikut berperang untuk melawan penjajah asal utara di Tiongkok. Film ini dibintangi Liu Yifei, Donnie Yen, dan Rosalind Chao.