Kimia Farma Jualan Vaksin COVID-19 Rp879 Ribu, Pengusaha: Kalau Masyarakat Mampu Bayar, Sah-Sah Saja
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Vaksin gotong royong berbayar yang akan dilaksanakan PT Kimia Farma Tbk banjir penolakan. Namun, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) justru mendukung program vaksinasi tersebut. Sebab, program ini dianggap akan membantu Indonesia mempercepat herd immunity atau kekebalan komunal.

Adapun vaksinasi berbayar PT Kimia Farma Tbk ini dihargai senilai Rp879.140 untuk dua dosis bagi individu atau perorangan. Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, vaksinasi berbayar membantu mempercepat herd immunity. Kata dia, hal ini sangat diperlukan untuk membantu para pengusaha keluar dari tekanan yang sudah terjadi akibat PPKM Darurat.

Lebih lanjut, Sarman pun menyayangkan, program vaksinasi berbayar malah disalahartikan. Padahal, menurut dia, tujuan opsi ini adalah memberi jangkauan kepada masyarakat yang mampu, pengusaha dengan tenaga kerja sedikit, dan orang asing yang tidak bisa mendapat akses vaksin gratis.

"Jika ada kelompok masyarakat yang ingin divaksin segera dan memiliki kemampuan untuk membayar dan pemerintah menyediakan akses itu, kan sah-sah saja. Program ini kan tidak ada pemaksaan atau kewajiban, ini hanya salah satu opsi atau pilihan bagi mereka yang memiliki kemampuan," katanya dalam keterangan resminya, Rabu, 14 Juli.

Menurut Sarman, vaksinasi berbayar yang bakal dilaksanakan perusahaan Kimia Farma ini tidak akan mengganggu program vaksinasi gratis yang sudah dicanangkan pemerintah.

"Jangan sampai ada salah persepsi, vaksinasi gotong royong individu berbayar ini sama sekali tidak akan mengganggu program vaksinasi gratis dan ini ditujukan kepada kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan," jelasnya.

Apalagi, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengeluarkan regulasi/aturannya hingga harga vaksin tersebut. Sebanyak 50 juta masyarakat kelas menengah berpotensi menjadi peserta vaksin gotong royong mandiri ini.

"Jika ini sudah berjalan secara efektif bersamaan dengan vaksin gratis maka target vaksin 2 juta per hari pada bulan Agustus akan dapat tercapai syukur syukur bisa lebih, tentu ini akan semakin mempercepat kita keluar dari krisis COVID-19," ucapnya.

Kondisi pengusaha tertekan

Sarman mengatakan kondisi pengusaha saat ini sudah sangat tertekan. Apalagi, dengan adanya kebijakan PPKM Darurat. Karena itu, kata dia, pengusaha perlu mendapat jaminan untuk keluar dari krisis COVID-19. Salah satu caranya adalah melalui vaksinasi.

"Jika masyarakat kita sudah mayoritas divaksin tentu akan mempercepat proses pemulihan ekonomi kita. Kami dari pengusaha sangat berharap. Saatnya kita bersatu, saatnya bergandengan tangan dan menyamakan persepsi memerangi COVID-19," katanya.

Lebih lanjut, kata Sarman, pihaknya sangat menyayangkan terjadinya polemik atas program vaksinasi berbayar Kimia Farma. Padahal ini merupakan pengembangan program vaksin gotong yang digagas oleh pelaku usaha melalui Kadin.

"Kami sangat berharap agar kita semua melihat program ini dalam perspektif upaya kita bersama memerangi COVID-19 menuju percepatan pemulihan ekonomi. Menyelamatkan nasib pengusaha, pekerja dan pendapatan masyarakat termasuk anak-anak bangsa yang sudah terkena PHK untuk dapat bekerja kembali," jelasnya.

"Kami berharap agar vaksinasin gotong rotong individu ini dapat segera di jalankan oleh Kimia Farma melalui gerainya yang tersebar diseluruh Indonesia," sambungnya.