Bagikan:

JAKARTA - Menyalurkan vaksin COVID-19 ke daerah-daerah terpencil dan susah dijangkau bukan hal mudah. Banyak negara yang kesulitan untuk menyalurkan vaksin COVID-19 kendala lokasi dan jarak.

Salah satu inovasi yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah, melakukan distribusi vaksin dengan memanfaatkan drone. Misalnya di Ghana. Melansir gavi.org, negara di Benua Afrika ini memulai program distribusi vaksin dengan drone pada 2 Maret lalu.

Diluncurkan dari wilayah Ashanti, drone ini mampu mencapai pusat kesehatan Asuofua yang berjarak sekitar 70 kilometer setelah 34 menit diluncurkan. Drone pun melambat kemudian turun dan vaksin yang dibawanya pun 'dibongkar' oleh petugas di lokasi tersebut.

Total ada 250 dosis vaksin COVID-19 lansiran AstraZeneca yang berhasil dikirim dengan menggunakan drone dalam waktu lima jam. Tak lama berselang, seluruh dosis ini berhasil disuntikkan kepada warga di wilayah tersebut. 

Dioperasikan oleh perusahaan pengiriman medis Amerika Zipline, drone ini disebut telah mengirimkan hampir 25.000 dosis vaksin COVID-19 yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Ghana. 

kirim vaksin pakai drone
Petugas kesehatan saat menerima 'kiriman' vaksin COVID-19. (Sumber: gavi.org/Samuel Moore)

Ini tidak lepas dari keputusan Kementerian Kesehatan Ghana yang bermitra dengan Zipline dan perusahaan logistik UPS, untuk mengirimkan vaksin COVID-19 ke daerah pedesaan terpencil yang akan sulit dan mahal untuk dijangkau melalui jalan darat.

“Ini menempatkan ke dalam pikiran Anda perspektif yang berbeda tentang seperti apa logistik itu,” kata Daniel Marfo, Wakil Presiden Senior Zipline di Afrika, melansir Euronews

Operator drone Zipline mengatakan, menggunakan drone untuk menargetkan pengiriman vaksin menuju pusat kesehatan tertentu membantu mengurangi pemborosan.

"Hanya dengan memiliki kemampuan untuk mengatakan bahwa di pagi hari, Anda berjalan ke pusat, Anda tahu bahwa tepat 130 orang ada di sini pada saat ini. Jadi kami menerbangkan dosis yang cukup hanya untuk 130 orang, ini adalah hal yang sangat kuat untuk dilakukan. Anda tidak memperkirakan, Anda tidak melebih-lebihkan, Anda hanya mengirim apa yang dibutuhkan, artinya Anda tidak membuang-buang dosis," papar Marfo.

Untuk diketahui, sampai saat ini, Ghana telah memberikan total 1,23 juta vaksin, sementara 376.000 orang telah divaksinasi lengkap. Ghana adalah negara pertama yang menerima pengiriman vaksin dalam jumlah besar melalui inisiatif COVAX, sebuah program di seluruh dunia yang bertujuan untuk pemerataan akses ke vaksin COVID-19.