Bagikan:

JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia Investment Authority (INA) terkait dengan optimalisasi investasi aset.

Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk mensinergikan sumber daya dan dana yang dimiliki dalam melakukan kerjasama investasi langsung.

"Kami bersama dengan INA akan melakukan investasi langsung sebagai co-investor ke berbagai proyek. Melalui potensi dana kelolaan yang cukup besar, output dari kerjasama ini dapat juga mendukung kemitraan dengan Kementerian BUMN guna memberikan prioritas proyek-proyek strategis," katanya di Jakarta, Senin, 24 Mei.

Anggoro menambahkan, strategi juga bernilai lebih untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, melakukan diversifikasi risiko, serta mendistribusikan dana investasi sebagai dana amanah ke dalam berbagai instrumen investasi alternatif dengan yield yang optimal.

“BP Jamsostek menargetkan potensi porsi investasi langsung bisa naik hingga maksimal 10 persen, di mana saat ini porsi tersebut masih sebesar 5 persen,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama CEO INA Ridha Wirakusumah mengungkapkan investasi lembaga yang dipimpinnya hampir mirip dengan BP Jamsostek, yaitu bersifat jangka panjang.

“INA selain bekerjasama dengan institusi global, juga beraspirasi untuk berkolaborasi dengan berbagai institusi investasi domestik, mengingat luasnya peluang investasi yang dapat dikembangkan,” tuturnya.

Sebagai informasi, INA merupakan lembaga yang lahir berdasarkan Undang undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Lembaga ini berdiri dengan tujuan untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan membangun kekayaan untuk generasi mendatang. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kegiatan investasi dan berkolaborasi dengan institusi investasi dalam dan luar negeri.