JAKARTA - Obligasi perusahaan petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed). Hal itu mencerminkan minat partisipasi yang kuat dari seluruh investor ritel, perbankan, dan institusi atas tiga seri obligasi yang diterbitkan perusahaan bersandi saham TIPA itu yang senilai Rp1 triliun.
Dikutip dari keterangan resmi Chandra Asri di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 7 Mei, tiga seri obligasi diterbitkan dengan jangka waktu 3, 5 dan 7 tahun untuk mendanai modal kerja untuk menggenjot pertumbuhan bisnis. Namun perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini tidak menyebutkan secara pasti berapa kelebihan permintaan investor.
Penerbitan ini diarahkan pada tenor yang lebih panjang agar lebih sesuai dengan rencana pertumbuhan jangka panjang perseroan, dengan kupon dalam mata uang rupiah sebesar 7,8 persen untuk seri A tenor 3 tahun sebesar Rp50 miliar, 8,5 persen untuk seri B tenor 5 tahun senilai Rp587,95 miliar, dan 9,0 persen untuk seri C tenor 7 tahun senilai Rp362,05 miliar.
"Ini adalah penerbitan obligasi pertama setelah Chandra Asri mengumumkan keberhasilannya dalam mengendalikan bisnisnya selama pandemi COVID-19 dengan lancar untuk memberikan kinerja keuangan yang solid dan menjaga neraca yang kokoh," kata Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra.
PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Bahana Sekuritas mendukung perseroan dalam keberhasilan penawaran tersebut, dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebagai Wali Amanat.
Transaksi ini menandai keberhasilan Chandra Asri dalam memasuki pasar pendapatan tetap domestik, sebagai bagian dari Program Penawaran Umum Berkelanjutan III Obligasi Perseroan yang disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan target pendanaan Rp5 triliun selama tahun 2020 hingga 2022.
BACA JUGA:
"Kami berterima kasih kepada investor obligasi kami yang sangat mendukung rencana pertumbuhan kami, yang telah memungkinkan program obligasi rupiah kami untuk terus tumbuh semakin kuat. Dengan lebih dari Rp6,1 triliun yang telah diterbitkan sejak awal dan banyak investor yang senang hingga saat ini," katanya.
Penerbitan obligasi tersebut kembali mendapat peringkat idAA- dari Pefindo. Penerbitan tersebut akan digunakan untuk mendanai modal kerja Chandra Asri seiring dengan persiapan perseroan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Tahun lalu, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini mencetak laba bersih sebesar 51,35 juta dolar AS atau setara dengan Rp745 miliar. Angka tersebut melambung timggi 124,42 persen dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar 22,88 juta dolar AS atau Rp332 miliar.
Namun peningkatan laba bersih tersebut tidak dibarengi dengan pertumbuhan pendapatan TPIA pada periode yang sama. Chandra Asri mencatatkan pendapatan bersih 1,80 miliar dolar AS atau Rp26 triliun pada 2020, merosot 3,96 persen dari 1,88 miliar dolar AS atau Rp27 triliun pada tahun sebelumnya.