JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA+ untuk Obligasi Berkelanjutan III Barito Pacific sebesar maksimum Rp3 triliun. Penerbitan obligasi termasuk penerbitan tahap pertama sebesar Rp1 triliun yang akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang.
"Kami juga telah menegaskan kembali peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019-2020 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2021-2022. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil," demikian dikutip dari keterangan Pefindo, Selasa 7 Februari.
Peringkat tersebut mempertimbangkan kinerja yang melemah pada bisnis petrokimia pada paruh pertama tahun 2022, karena harga bahan baku yang lebih tinggi dan melemahnya permintaan global produk petrokimia. Pefindo menilai hal tersebut dimitigasi oleh likuiditas yang kuat dan membaiknya kinerja dari bisnis energi.
Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar yang kuat dari segmen operasional utama BRPT pada bisnis petrokimia melalui PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan bisnis energi panas bumi melalui Star Energy Group Holdings (SEGH). Selain itu juga terjadi pembagian dividen yang baik dari anak-anak usaha utama, dan arus pendapatan yang stabil dari segmen energi panas bumi.
"Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang moderat, akses tidak langsung terhadap arus kas operasional anak perusahaan, dan risiko yang melekat dengan segmen operasi utama perusahaan, dalam pandangan kami," lanjut Pefindo.
Peringkat akan dinaikkan jika kinerja BRPT membaik, yang tercermin dengan membaiknya profil keuangan secara berkelanjutan, terutama leverage finansial sebagai hasil dari upaya penurunan utang dan kemampuan menghasilkan arus kas yang lebih tinggi dari anak-anak perusahan.
Namun, peringkat akan diturunkan jika terdapat penurunan dalam profil keuangan atau aliran arus kas dari anak-anak perusahaan secara berkelanjutan karena selisih yang menipis pada bisnis petrokimia, utang lebih besar dari yang diproyeksikan tanpa diiringi oleh kemampuan menghasilkan arus kas yang lebih kuat, dan/atau bencana alam yang sangat memperburuk segmen panas bumi.
BACA JUGA:
Peringkat juga belum memperhitungkan belanja modal tambahan yang didanai dari utang untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua di bawah TPIA, karena keputusan investasi final belum difinalisasi.
BRPT adalah perusahaan induk investasi yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu. Saat ini perusahaan yang berdiri sejak 1979 tersebut beroperasi di dua segmen utama, petrokimia dan energi panas bumi, melalui kepemilikan saham mayoritas pada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan Star Energy.
Per 30 Juni 2022, pemegang saham Perusahaan adalah Prajogo Pangestu (70,85 persen), PT Barito Pacific Lumber (1,20 persen), PT Tunggal Setia Pratama (0,34 persen), saham diperoleh kembali (0,60 persen), dan lainnya (27,01 persen).