JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengucapkan selamat kepada Bahlil Lahadalia yang baru saja dilantik menjadi Menteri Investasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Erick berharap dengan naiknya status Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi kementerian dapat menarik lebih banyak investasi masuk ke Tanah Air.
"Selamat sudah jadi menteri. Mudah-mudahan sudah karena sudah jadi menteri, investasinya naik besar seperti yang disampaikan oleh Ibu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani)," katanya dalam rapat koordinasi pembangunan pusat 2021 yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 29 April.
Lebih lanjut, Erick mengutip pernyataan Sri Mulyani bahwa investasi adalah tulang punggung ekonomi selain sektor lainnya, seperti BUMN. Bahkan, kontribusi investasi terhadap produk domestik bruto atau PDB mencapai 30 persen.
Seperti diketahui, kemarin, Presiden Joko Widodo resmi melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi. Pelantikan menteri baru tersebut berdasarkan Keputusan Presiden nomor 72P/2021 tentang pembentukan dan pengubahan kementerian dan beberapa menteri negara Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan periode 2019-2024.
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan siap merealisasikan target investasi masuk senilai Rp900 triliun dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Target investasi Rp856 triliun dari Bappenas tapi Presiden (targetkan) Rp900 triliun. Sebagai prajurit saya jalankan. Nanti 2022 kita akan evaluasi, melihat perkembangan COVID dan implementasi regulasi," ucapnya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 28 April.
Menurut Bahlil, kementeriannya nanti akan menjadi keypoint untuk menghubungkan, menyinergikan baik investasi dari luar negeri maupun dari dalam negeri baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar menjadi satu pintu.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan sesuai arahan Presiden Jokowi melalui UU Cipta Kerja untuk mempermudah perizinan investasi. Sebab, kata dia, jika menahan izin investor dalam berinvestasi sama halnya dengan menahan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sama juga menahan lapangan pekerjaan, sama juga menahan sumber sumber pendapatan negara dari negara dan Ease of Doing Business (EoDB) atau indeks kemudahan berusaha. Kita akan tidak mengalami perbaikan," tuturnya.
Bahlil menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo meminta agar ada transformasi ekonomi dengan meningkatkan nilai tambah dan pemerataan pertumbuhan ekonomi dari Aceh hingga Papua.
"Apa yang kita lakukan hari ini, meningkatkan investasi yang berkualitas PMA dan PMDN tapi juga pemerataan pertumbuhan investasi Jawa dan luar Jawa karena Pak Presiden melihat suatu wilayah yang luas, tidak hanya fokus pada satu pulau," ucapnya.