Bagikan:

JAKARTA - Produsen rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HM Sampoerna) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada kuartal I 2021. Hal itu disebabkan volume penjualan yang tergerus dan kenaikan tarif cukai tembakau.

Dikutip dari laporan keuangan emiten bersandi saham HMSP itu di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 29 April, perusahaan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp23,55 triliun. Angka itu turun tipis 0,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp23,86 triliun.

Beban pokok penjualan pun meningkat 3,92 persen year on year (yoy) menjadi Rp18,52 triliun. Alhasil laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk HM Sampoerna turun 22,13 persen yoy menjadi Rp2,58 triliun dari posisi yang sama tahun lalu sebsar Rp3,32 triliun.

Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis pernah mengatakan, keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai sigaret keretek tangan (SKT) pada tahun ini dapat membantu kinerja perseroan dan melindungi para pekerja.

Sementara Tim Analis JP Morgan Sekuritas dalam risetnya menyatakan tren penurunan penjualan rokok masih akan berlanjut hingga akhir tahun sejalan dengan ekonomi Indonesia yang berangsur pulih dari pandemi dan kenaikan tarif cukai tembakau.

Menurutnya, HMSP memiliki ruang penyesuaian harga yang terbatas. Selain itu, volume penjualan tergencet oleh produk rokok tier 2.