Bagikan:

JAKARTA - Produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk mencatatkan kinerja yang positif di tahun 2020 lalu. Perusahaan berkode saham GGRM itu membukukan peningkatan dari sisi pendapatan di sepanjang 2020.

Dikutip dari laporan keuangan Gudang Garam yang dipublikasikan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 31 Maret, perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp114,47 triliun. Angka tersebut meningkat Rp3,95 triliun atau naik 3,57 persen dari pendapatan perusahaan milik konglomerat Susilo Wonowidjojo ini pada 2019 yang senilai Rp110,52 triliun.

Namun demikian, beban biaya pokok penjualan juga meningkat menjadi Rp97,08 triliun naik Rp9,34 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp87,74 triliun. Kenaikan biaya pokok penjualan tersebut membuat laba bruto menjadi Rp17,38 triliun, atau turun dari saat 2019 yang mencapai Rp22,78 triliun.

Alhasil, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp7,64 triliun atau anjlok 29,19 persen dari laba pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,88 triliun. Laba per saham dasar dan dilusian atau earning per share pun turut tergerus menjadi Rp3.975, dibanding saat 2019 dapat mencapai Rp5.655.

Adapun total aset perseroan mengalami sedikit penurunan menjadi Rp78,19 triliun dari tahun 2019 yang sebesar Rp78,64 triliun. Kenaikan aset tidak lancar menjadi Rp28,65 triliun dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp26,56 triliun.

Sementara total aset lancar tergerus menjadi Rp49,53 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp52,08 triliun. Adapun total ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp58,52 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp50,93 triliun.

Sementara itu, posisi kas dan setara kas meningkat menjadi Rp4,76 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp3,45 triliun. Dari pos ini terlihat perseroan melakukan pembayaran pinjaman jangka pendek cukup tinggi sebesar Rp20,6 triliun dengan penarikan pinjaman jangka pendek sebesar Rp9,5 triliun.

Pada penutupan perdagangan hari ini, saham GGRM pun ambles 1,36 persen atau 500 poin ke level Rp36.175 per lembar saham. Saham perusahaan milik orang terkaya nomor 6 di Indonesia ini sebelumnya berada di level Rp36.675 pada perdagangan Selasa kemarin.