JAKARTA - Produsen rokok, PT Gudang Garam Tbk melalui anak usahanya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI) sedang dalam proses membangun Bandara Dhoho Kediri. PT Angkasa Pura I (persero) selaku mitra pembangunan bandara ini menargetkan penyelesaian pembangunan pada Desember 2021.
Target tersebut disusun menyusul pada Maret 2020 lalu, AP I dan Gudang Garam milik konglomerat Susilo Wonowidjojo ini telah melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) terkait rencana kerja sama pengelolaan Bandara Dhoho Kediri tersebut.
"Proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri sebagai komitmen dan dukungan mitra operator bandara yang pembangunannya ditargetkan dapat selesai pada Desember 2021," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu, yang dikutip VOI, Jumat 5 Maret.
Faik melanjutkan rencananya sebagai bagian dari multi-airport system di wilayah Jawa Timur untuk melayani pertumbuhan lalu lintas penumpang. Bandara Dhoho juga dapat dikembangkan menjadi pusat kargo udara di wilayah Jawa Timur.
Bandara Dhoho Kediri direncanakan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi gerbang alternatif menuju Jawa Timur selain Bandara Juanda Surabaya.
Di tahun 2019 yang lalu, tercatat Bandara Juanda telah melayani lebih dari 16,6 juta penumpang dengan trafik pesawat mencapai 129.000 pergerakan pesawat dan kargo mencapai 88,4 juta kilogram. Pada tahap awal, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara 321 hektare yang dapat memiliki kapasitas 1,5 juta - 2,5 juta penumpang per tahun.
BACA JUGA:
Dengan dimensi runway sepanjang 3.300 meter x 45 meter, Bandara Dhoho dapat menampung 8 pergerakan pesawat pada pada jam sibuk dan dapat menjadi alternatif ketika terdapat hambatan di bandara-bandara di Jawa Timur.
Pembangunan Bandara di Kediri ini sangat potensial karena dapat menjadi alternatif penerbangan setelah Bandara Juanda di Jawa Timur. Maka seiring dengan perkembangan dan potensi tersebut, bandara di Kediri ini dapat menjadi alternatif bandara yang akan dapat menjadi gerbang kedua di wilayah Jawa Timur, terutama dapat membuka area ke wilayah Tulung Agung, Blitar, Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Magetan dan lain lain.
Sebelumnya, Direktur PT Gudang Garam Tbk Istata T Siddharta pernah mengatakan, untuk membangun bandara di Kediri ini, perusahaan berkode saham GGRM ini harus menggelontorkan dana hingga Rp9 triliun. Pendanaan pembangunan bandara tersebut berasal dari internal kas perusahaan.
"Nilai investasi tadinya Rp1-10 triliun. Tapi sekarang kita melihat bisa Rp6 triliun-Rp9 triliun," kata Istata.