Bisnis Taksi Terbang Bandara Bertarif Rp8 Juta-20 Juta, Pengamat: Idenya Bagus, Tidak Ada Saingan
Lustrasi taksi terbang alias helikopter. (Foto: Dok. Whitesky Aviation)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat bisnis penerbangan AIAC Arista Atmadjati menilai kehadiran taksi terbang helikopter merupakan inovasi bisnis yang revolusioner.

Ia mengatakan ide taksi terbang untuk kepentingan komersil dari Bandara Soekarno Hatta ke sejumlah lokasi di Jabodetabek dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi yang eksklusif untuk menghindari kemacetan dan mengejar kecepatan perjalanan.

"Idenya bagus sekali. Tidak ada saingan," ujar Arista dikutip dari Antara, Selasa 2 Maret.

Meski demikian, Ia menyampaikan sejumlah catatan di antaranya kondisi perekonomian di Tanah Air yang disebabkan pandemi COVID-19. Kondisi perekonomian yang belum pulih akan menjadi tantangan tersendiri. Arista memprediksi layanan taksi terbang akan maju pesat di tahun 2022.

Potensi bisnis sebenarnya ada, namun sekarang saya masih ragu. Helicity ini bisa hidup kalau kondisi ekonomi normal. Mungkin di tahun 2022 seiring pulihnya perekonomian di Indonesia," ucapnya.

Arista menyarankan agar transportasi udara besutan PT Whitesky Aviation yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut melakukan sejumlah inovasi, di antaranya agar pengelola memberikan layanan koneksi penerbangan langsung ke sejumlah lokasi-lokasi industri dan bisnis, destinasi wisata, hingga layanan medis.

"Misalnya penerbangan langsung kawasan industri di Cikarang, atau destinasi wisata premium di sekitar Kepulauan Seribu. Bahkan untuk keperluan darurat ke rumah sakit," ujarnya.

Seperti diketahui, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II bekerja sama dengan PT Whitesky Aviation menyediakan layanan taksi helikopter atau terbang sebagai alternatif transportasi dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Untuk menikmati layanan ini, calon penumpang perlu merogoh kocek senilai Rp8 jutaan.

Direktur Utama PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan layanan taksi terbang ini tujuannya adalah untuk mengakses masyarakat yang ingin menuju bandara atau dari bandara ke tengah kota dengan menggunakan connecting flight.

Kata Denon, untuk mengetahui tarif per perjalanannya, Whitesky membuat aplikasi khusus yang memudahkan calon penumpang untuk melihat harga sesuai dengan lokasi tujuan dan keberangkatan.

"Kisaran harga sekitar Rp8 jutaan hingga Rp20 jutaan itu facility-nya ada 3 sampai 4 penumpang. Kalau charter flight di atas Rp20 jutaan harganya dari 4 sampai 8 penumpang," terang Denon dalam diskusi virtual AP II Comes to You, Jumat, 26 Februari.

Lebih lanjut, Denon mengatakan layanan taksi terbang ini dapat menjangkau 72 titik di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Adapun layanan ini sudah ada sejak bandara helikopter (heliport) komersial di Soetta beroperasi pada 2019 lalu.

"Di Soetta ini, sebelum COVID-19, kan ada 60 juta penumpang. Ada belasan airlines nasional dan 33 airlines asing dan potensinya lumayan," ujarnya.

Menurut Denon, ada dua jenis helikopter yang bisa digunakan sebagai transportasi alternatif yakni helikopter helicity serta helikopter kelas VIP.

Lebih lanjut, kata Denon, heliport Bandara Soetta memiliki 10 hanggar dan mampu menampung 50 helikopter jenis Bell 505 atau setara dengan 20 unit helikopter Bell 429/Airbus H130.

Ke depan, lanjut dia, heliport dengan investasi Rp80 miliar juga akan di lengkapi dengan shooting point dan instalasi lampu untuk mendukung penerbangan malam.

Tak hanya itu, nantinya akan ada juga customer lounge, kafe, kantor, fasilitas beserta person evacuation medic (heli medis).

"Kami akan ada juga pelayanan medical evacuation dari dan menuju rumah sakit-rumah sakit, bagi masyarakat yang kondisi tertentu tidak bisa dengan kendaraan umum," ucapnya.