Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan stok vaksin COVID-19 yang dimiliki oleh Indonesia kini berada di angka 8 juta dosis. 

Menurut Menkes, dari 8 juta vaksin itu 3 juta diantaranya merupakan produksi dalam negeri melalui Bio Farma. Sementara sisanya merupakan pengadaan dari mancanegara dan sejumlah produsen asing.

Dalam hitung-hitungannya, laju penyuntikan vaksin sempat menyentuh angka tertinggi 500.000 dosis perhari. Namun, seiring dengan ketersedian stok yang mulai menipis dan periode Ramadan, kecepatan injeksi vaksin menjadi turun dengan rata-rata penyuntikan sekitar 350.000 hingga 400.000 dosis perhari.

“Kalau stok kita 8 juta saat ini, dan penyuntikan 400.000 sehari, maka kita bisa melakukan vaksin hingga 20 hari ke depan,” ujarnya saat menggelar rapat virtual, Jumat, 23 April.

Menkes menambahkan, salah satu rintangan yang menjadi kendala di lapangan adalah terkait dengan proses produksi vaksin yang cukup memerlukan waktu lama.

“Memang agak mepet (stok vaksin saat ini), karena siklus produksi vaksin Bio Farma itu sekitar satu bulan setelah menerima bahan baku,” tuturnya.

Menkes menjelaskan bahwa hingga hari ini Indonesia telah memperoleh 26,2 juta dosis vaksin. Dari jumlah itu 18 juta sudah disalurkan dalam program vaksinasi. Sedangkan sisanya merupakan stok saat ini yang masih terus disalurkan oleh pemerintah.

Secara total, Indonesia merencanakan pengadaan 426 juta vaksin COVID-19 dari berbagai upaya. Adapun, jumlah yang telah disepakati sebanyak 225 juta dosis.

Pemerintah disebut Menkes, terus mengupayakan berbagai cara untuk bisa mengamankan pasokan vaksin agar bisa mencukupi proyeksi awal pengadaan.

“Tapi memang jadwal pengiriman bisa bergeser-geser tergantung dari masalah logistik, produksi, dan kadang-kadang persoalan prioritas dari negara produsen,” katanya.

“Kita juga masih menunggu opsi vaksin gratis dari Gavi yang sudah komitmen 11 juta dosis,” sambung Menkes.

Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pada Konferensi Pers APBN Kita yang digelar pada Kamis, 22 April menyebutkan anggaran Kesehatan yang terdapat dapat dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 berjumlah Rp176,3 triliun. Adapun, realisasi hingga Maret 2021 sebesar Rp12,4 triliun atau sekitar 7 persen dari pagu yang disediakan.

Sementera itu, penggunaan anggaran untuk program vaksinasi COVID-19 hingga saat ini disebutkan telah menyedot uang uang negara tidak kurang Rp36 triliun.