Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia hanya mendapat jatah 20 juta dosis dari rencana 50 juta dosis vaksin Novavax. Dia mengungkap hal ini terjadi karena adanya dinamika persediaan dosis vaksin.

"Terjadi dinamika dalam bentuk supply vaksin sehingga rencananya Novavax yang tadinya 50 juta akan kami terima tahun ini kemungkinan kami akan terima hanya 20 juta," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 11 Oktober.

Sehingga, untuk menutup selisih kekurangan itu, pemerintah akan mencari dari sumber lain utamanya dosis vaksin yang bisa segera dikirim ke Inodnesia.

"Kemungkinan prioritas utamanya dari vaksin Sinovac," tegas eks Wakil Menteri BUMN itu.

Menkes Budi juga memaparkan jumlah vaksin COVID-19 yang sudah diterima pemerintah mencapai 226 juta dosis. Di mana 205 juta dosis telah didistribusikan ke daerah, 5 juta dosis tengah dalam perjalanan, dan 160 juta dosis telah disuntikkan kepada masyarakat.

"Sehingga dalam waktu dua tiga hari ke depan masih akan ada stok 50 juta dosis di 34 provinsi yang harusnya cukup untuk kita kejar suntikannya," ungkap Budi.

Sementara untuk jumlah penyuntikan vaksin COVID-19, ia mengatakan sudah ada 100 juta orang yang mendapatkan dosis pertama. Sementara masyarakat yang telah mendapatkan vaksin lengkap sebanyak 50 juta orang.

"Ini membuat posisi kita di posisi kelima dari seluruh negara di dunia yang sudah mendapatkan akses vaksin dari jumlah manusianya. Lima negara di dunia ini yang melebih 100 juta orang warganya disuntik," ujar Budi.

"Kami juga melihat bahwa laju suntikan ini sudah juga menembus angka dua juta per hari pada 23 dan 25 September yang lalu. Diharapkan ke depannya kita semakin sering menembus angka dua juta dosis suntikan per hari," pungkasnya.