Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan impor komoditas pangan kurma mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada tiga bulan pertama 2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara gradual belanja kurma dari mancanegara tercatat mengalami peningkatan sejak Januari tahun ini. Dia mencatat impor bahan pangan khas Timur Tengah itu pada Januari 2020 senilai 10,3 juta dolar AS.

Lalu, angka tersebut melonjak pada Februari 2021 menjadi 14,9 juta dolar AS, dan Maret 2021 sebesar 17,1 juta dolar AS. Artinya, sepanjang kuartal I 2021 terjadi grafik peningkatan sekitar 7 juta dolar AS.

“Ini bisa dimaklumi karena kita tidak bisa memproduksi kurma dan harus mendatangkan dari negara lain,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 15 April.

Suhariyanto menambahkan, terdapat tiga negara utama yang selama ini menjadi pemasok utama kurma bagi kebutuhan konsumsi RI.

“Kurma diimpor dari tiga negara utama, yakni Mesir, Tunisia, dan Arab Saudi,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPS juga menyampaikan perkembangan terkini ekspor serta impor barang pada sepanjang trimester pertama 2021.

Disebutkan bahwa, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2021 mencapai 48,90 miliar dolar AS atau meningkat 17,11 persen dibanding periode yang sama 2020.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari - Maret 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 8,14 miliar dolar AS (16,65 persen), diikuti Jawa Timur 5,22 miliar dolar AS (10,68 persen) dan Riau 4,44 miliar dolar AS (9,07 persen).

Sementara dari sisi impor, tercatat sebesar 43,38 miliar dolar AS, atau tumbuh 10,76 persen dibandingkan dengan periode sama 2020 yang sebesar 39,17 miliar dolar AS.

Sehingga Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 5,52 miliar dolar AS selama tiga bulan pertama 2020.