Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pakaian dan asesorisnya meningkat jelang hari raya Lebaran pada April 2024.

“Nilai impor komoditas mengalami peningkatan pada bulan-bulan jelang hari raya Lebaran,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers, Rabu, 19 Juni.

Habibullah menyampaikan nilai impor pakaian dan asesori, rajutan atau kaitan (HS 61) pada Januari hingga Mei 2024 terus mengalami kenaikan.

Adapun, nilai impor pakaian dan aksesori, rajutan atau kaitan (HS 61) tercatat sebesar 12,26 juta dolar AS pada Januari 2024, pada Februari 2024 sebesar 20,87 juta dolar AS, pada Maret 2024 sebesar 23,98 juta dolar AS, pada April 2024 sebesar 22,86 juta dolar AS dan pada Mei 2024 sebesar 24,83 juta dolar AS.

Sementara nilai impor pakaian dan aksesori tidak rajutan atau kaitan (HS 62) sebesar 14,74 juta dolar AS pada Januari 2024, pada Februari 2024 sebesar 22,42 juta dolar AS, dan pada Maret 2024 sebesar 24,91 juta dolar AS, pada April 2024 sebesar 19.38 juta dolar AS dan pada Mei 2024 sebesar 24,78 juta dolar AS.

Habibullah menyampaikan secara kumulatif dari Januari hingga Maret 2024, Indonesia banyak melakukan impor pakaian dan aksesorinya (HS 61, HS 62) dari China, Bangladesh, dan Vietnam.

Adapun untuk impor pakaian dan aksesori, rajutan atau kaitan (HS 61) berasal dari China sebesar 38,76 persen, Vietnam sebesar 13,99 persen, Bangladesh sebesar 10,36 persen, dan Turki sebesar 5,02 persen.

Sementara impor pakaian dan aksesori tidak rajutan atau kaitan (HS 62) dari China sebesar 30,28 persen, Bangladesh sebesar 11,00 persen, Vietnam sebesar 8,91 persen, dan Hong Kong sebesar 8,57 persen.